Polisi Malaysia Belajar Program RTMPE Kampar
Bupati Kampar Jefry Noer bersama pejabat kepolisian Malaysia meninjau lokasi lahan percontohan RTMPE di kawasan P4S Karya Nyata, Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar, Sabtu (3/5).
KAMPAR, OKETIMES.com - Sekitar 30 orang petinggi dan personel kepolisian Malaysia berkunjung ke kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Kabupaten Kampar Provinsi Riau mempelajari Program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) yang dijalankan untuk memberantas kemiskinan.
"Program ini belum ada di Malaysia makanya baik untuk kami pelajari agar juga diterapkan di Malaysia khususnya di pedesaan," kata Madnor, salah satu petinggi kepolisian Malaysia saat berkunjung ke kawasan P4S Karya Nyata, Siak Hulu, Kampar, Sabtu (2/5).
Madnor ketika itu meninjau sejumlah lokasi percontohan pertanian, peternakan dan perikanan, termasuk lahan percontohan RTMPE yang sekarang menjadi program andalan Pemda Kampar untuk mencapai 3 Zero, bebas dari kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.
"Ini adalah cara yang baik untuk membuat masyarakat sejahtera, kemudian menjaga ketahanan energi. Seperti kita ketahui, yang namanya energi fosil atau gas bumi akan segera habis, maka dibutuhkan inovasi untuk mendapatkan sumber terbarukan," katanya.
RTMPE merupakan program terbaru Pemda Kampar dengan pemanfaatan lahan seluas seribu hingga 1.500 meter persegi untuk mencukupi berbagai kebutuhan masyarakat satu keluarga bahkan lebih.
Dalam kawasan itu, setiap keluarga atau kelompok dianjurkan memelihara enak ekor sapi dengan pemanfaatan yang luar biasa. Kotoran berat dari ternak tersebut diolah menjadi sumber energi biogas yang dapat digunakan untuk memasak dan penerangan serta kebutuhan lainnya.
Kemudian ampas dari kotoran berat tersebut dapat dijadikan pupuk bagi tanaman. Sementara kotoran cair juga diolah menjadi pupuk berkualitas. Begitu juga dengan air kencing sapi-sapi tersebut yang diurai agar menjadi biourine.
"Tidak hanya itu, di kawasan ini masyarakat juga dapat memelihara ayam petelur dengan hasil paling sedikit 50 butir telur. Ayam-ayam ini kemudian dikawinkan dengan ayam bangkok, setiap sepuluh ekornya ditempatkan satu pejantan yang diharapkan akan menhasilkan telur yang dapat ditetaskan," kata Bupati Kampar Jefry Noer.
Kalau dihitung-hitung, lanjut dia, dari biourine saja masyarakat akan mendapatkan hasil paling sedikit Rp6 juta jika dalam sebulan memproduksi 500 liter biourine. "Kalau di Jawa biourine harganya mencapai Rp25 ribu per liter, di sini Rp15 ribu saja per liter," kata Jefry.
Selain dari urine sapi, lanjut dia, keluarga mandiri pangan dan energi juga mendapat penghasilan dari pupuk cair dan pupuk berat. Kemudian tari telur per bulannya sekitar Rp1 juta hingga Rp2,5 juta.
Dengan demikian, kata Jefry, paling sedikit keluarga mandiri pangan dan energi akan berpenghasilan Rp10 juta sebulan. Bahkan jika serius dapat berpenghasilan lebih dari Rp25 juta.
"Karena di atas lahan hanya seribu meter persegi ini, masyarakat juga dapat menanam cabai, bawang merah, jamur dan berbagai jenis sayuran lainnya untuk menutupi kebutuhan hari-hari dan lebihnya dapat dijual," katanya.
Madnor, dari kepolisian Malaysia mengatakan, Program RTMPE merupakan uoaya yang sangat baik bagi Pemda Kampar untuk mengubah kehidupan masyarakat agar lebih maju.
"Program ini mengintegrasikan antara pertanian, peternakan dan perikanan untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk menjalankan program ini juga tidak membutuhkan uang banyak, namun sudah cukup untuk mendatangkan banyak uang," katanya.
Madnor mengatakan, Program RTMPE merupakan program yang patut dicontoh karena sangat berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata. Dengan teknologi sederhana ini, kesejahteraan berada di depan mata.
"Untuk apa memiliki teknologi canggih yang mutahir dan mahal, namun yang menjalankan hanya kelompok kelas atas. Mereka saja yang akan kaya. Namun lewat program ini, semua masyarakat bahkan orang miskin dapat menjalankannya karena modal yang tak begitu besar," katanya. (fzr)
Komentar Via Facebook :