Kenaikan BBM, Pengamat: Pemerintah Perlu Buat Kebijakan Sendiri
PEKANBARU, OKETIMES.com - Pengamat Ekonomi, Indra Safri menyebutkan naik turunnya Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat dimaklumi secara wajar karena saat ini saja sudah tidak ada BBM subsidi, aturan harga mengacu pada minyak dunia. Tentu yang akan terkena dampak adalah masyarakat.
Menurutnya, kenaikan harga BBM secara ekonomi tidah ada hubungannya dengan kenaikan bahan pokok dan ongkos angkutan. Tapi kalau secara psikologis naiknya minyak dan kenaikan gaji pegawai selalu dikaitkan dengan biaya produksi di masyarakat.
"Persoalan yang terjadi sekarang efek psikologis hingga mempengaruhi naik BBM naik pula kebutuhan pokok dan juga tarif angkutan. Untuk itu pemerintah perlu membuat kebijakan tersendiri kapan waktu menaikkan harga dan kapan waktu menurunkannya, sehinggaa gejolak di tengah masyarakat dapat terakomodir," kata Indra Safri, Rabu (1/4).
Diungkapkan dosen Universitas Islam Riau (UIR) ini, dampak yang disebabkan kenaikan BBM saat ini adalah wajar dan sudah menjadi kebiasaan. Untuk itu Pemerintah juga perlu memperhitungkan kondisi sosial masyarakat.
"Artinya harus ada yang mengawasi peredaran barang di tengah masyarakat sehingga situasi tidak bergejolak. Salah satunya Pemerintah perlu mengawasi kenaikan bahan pokok dan tarif angkutan saat ini," jelasnya,
Dalam hal yang sudah terjadi, Diakui Indra Pemerintah tidak bisa tinggal diam begitu saja. Pasalnya jika daya beli berkurang ditengah pendapatan yang tidak bertambah tentu tingkat kemiskinan akan semakin bertambah.
"Pemerintah harus memberikan solusi dan membuat kebijakan sendiri terhadap kenaikan BBM. Bisa saja kenaikan BBM terjadi setahun atau dua tahun sekali," sebutnya.
Beberapa kewajiban Pemerintah yang harus dipenuhi, ditambahkan Indra yakni melakukan penyediaan minyak karena minyak bagi setiap negara adalah kebutuhan pokok dan juga menetapkan harga.
"Hal ini telah tertuang dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Selama ini kita selalu dihadapkan pada harga naik pasti diikuti dengan kenaikan harga barang. Inilah yang menjadi kebiasaan," jelasnya. (ade)
Komentar Via Facebook :