Dampak Kenaikan BBM Rp200 tak Pengaruhi Tarif Angkutan
Ilustrasi
Pekanbaru, OKETIMES.com - Turun naiknya kemabali harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium sebesar Rp200 tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan pasar maupun tarif angkutan umum. Sebab, pemerintah tidak akan membuat SK baru atas kenaikan yang tidak signifikan tersebut.
Hal ini disampaikan langsung oleh Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Riau, Adizar kepada wartawan di Kantor Gubernur Riau Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, Senin (3/2/2015).
Dikatakannya, kenaikan harga BBM yang ditetapkan pemerintah pusat senilai Rp200 memang tidak berpengaruh besar kepada tarif angkutan umum.
"Kenaikan itukan tidak terlalu signifikan ya, jadi tidak berpengaruhlah. Tidak mungkin kita buat SK saja, sekarang kita pakai SK yang lama sajalah dulu," ujar Adizar
Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak jenis Premium sebesar Rp 200 per liter. Kebijakan ini mulai berlaku 1 Maret 2015.
Dengan kenaikan tersebut, harga jual premium menjadi Rp 6.800 per liter dari sebelumnya Rp 6.600 per liter. Sedangkan untuk harga jual minyak tanah dan solar dinyatakan tetap dan tak mengalami perubahan.
Rata-rata harga indeks pasar minyak solar (MOPS Gasoil) sepanjang bulan Februari mengalami kenaikan pada kisaran USD 62-74 per barel, sementara MOPS Premium mengalami kenaikan pada kisaran USD 55-70 per barel.
"Demi untuk kestabilan perekonomian nasional, Pemerintah memutuskan bahwa harga BBM Minyak Solar subsidi serta Minyak Tanah, per tanggal 1 Maret 2015 pukul 00.00 WIB, dinyatakan tetap. Sedangkan untuk Bensin Premium RON 88 di wilayah penugasan Luar Jawa-Madura-Bali yang sebelumnya Rp. 6.600 per liter naik menjadi Rp. 6.800 per liter," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan beberapa aspek. Mulai dari stabilitas sosial ekonomi pengelolaan harga dan logistik, hingga fluktuasi harga minyak dunia. Ketidakstabilan harga minyak terkait pertentangan pelaku pasar minyak menyikapi konflik di Libya dan masih tingginya produksi shale oil di Amerika serta kondisi masih lesunya perekonomian global. (dea)
Komentar Via Facebook :