Penyesalan Pedagang Ikan dilingkaran Narkoba

PEKANBARU,oketimes.com- Ilyas masih memangku lutut diruang sel tahanan Polresta, Pekanbaru, Selasa (18/3) siang. Tidak lama kemudian, seorang polisi berseragam dinas memanggilnya untuk dibawa ke ruangan penyidik satres Narkoba, guna pemeriksaan.

Langkahnya tampak gontai, wajahnya pucat apalagi rambutnya yang ikal terlihat kusut. Ketika disapa okeimes.com, bapak enam anak ini tetap menyembunyikan kegalauannya.

'Saya baik-baik saja,'jawab Ilyar sembari tersenyum. Pria asal Jambi ini memiliki kesibukan sebagai pedagang ikan di Pasar Kodim, Senapelan, Pekanbaru. Dalam kisahnya, menggeluti usaha dagang tidak lagi seperti dulu dimana ia mampu menghidupi keluarganya. Mulai membayar uang kontrakan hingga menyekolahkan enam putra-putrinya.

Namun belakangan ini, seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi masyarakat jumlah pedagang ikan semakin meningkat. Bahkan, banyak pengusaha yang sanggup memberikan modal besar kepada mereka-mereka yang mau berjualan ikan. Persaingan pedagang ini membuat, Ilyas terganggu. Apalagi, untuk berjualan pria ini hanya menggandalkan uang pinjaman. Penghasilan yang diperoleh sangat jauh dari cukup. Mau tidak mau, untuk menutupi kekurangan kebutuhan rumah tangga, Ilya harus mencari pekerjaan sampingan.

Pria berkulit putih dengan postur tubuh kurus semampai ini akhirnya memilih jalan pintas. Walau dirundung rasa takut, Ilyas memutuskan untuk nyambi berjualan narkoba jenis sabu-sabu. Tidak perlu modal, cepat dapat uang.
Itulah yang terlintas dalam benaknya, kala itu setahun yang lalu. Berada dalam lingkaran narkoba ternyata tidak membuatnya sukses. Rencana untuk memperbaiki ekonomi keluarga berubah petaka. Aktivitas Ilyas tercium oleh kepolisian.

Walau menjadi kurir narkoba kelas teri, polisi tidak membiarkan bisnis terlarang itu berjalan mulus. Ia ditangkap di rumahnya.

'Saat itu saya di rumah, kemudian ada tamu yang datang dan saya keluar. Ternyata pak polisi,' kenang Ilyas. Bersama Ilyas polisi menyita setengah uncang sabu-sabu atau senilai Rp2,5 juta. Bukti ini cukup mengantarkan tersangka ke penjara. Sejak beberapa hari menempati ruang tahanan, banyak memberikan Ilyas pelajaran.

Tidak ada toleransi walau sesama tahanan, siapa keras dia diatas. Belum lagi keluarganya yang terlantar.' Saya menyesali perbuatan ini. Salah sangat menyesal. Kini saya berharap agar saya mendapat hidayah untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik,'harap Ilyas. oketimes.com


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait