Komik Jepang Tidak Bisa Disalahkan Atas Bunuh Diri Rangga

Komik Jepang Tidak Bisa Disalahkan Atas Bunuh Diri Rangga

KASUS Rangga Arman Kusuma, pelajar 16 tahun yang ditemukan tewas gantung diri memang cukup menyita banyak perhatian. Rangga yang meninggal akibat bunuh diri, diduga memiliki fantasi ingin menjadi seperti Harry Potter dan terinspirasi dari kartun manga Jepang.

Psikolog Kasandra Putranto mengatakan bahwa manga atau komik Jepang sebenarnya bukan inti dari penyebab bunuh diri terjadi. Sebab, perlu pengkajian lebih dalam terhadap masalah yang menyebabkan seseorang ingin bunuh diri.

"Kita tidak bisa menyalahkan bahwa hanya manga atau film tertentu yang bersalah. Memang, itu memberikan pengaruh. Tapi harus diselidiki dulu kenapa bisa begitu," ujarnya kepada Okezone melalui sambungan telefon, Sabtu (17/1/2015).

Menurut Kasandra, orangtua seharusnya menjadi orang terdekat yang bisa mengenali masalah atau kebiasaan pada anak. Misalnya saja melihat kasus Rangga yang ketagihan komik. Seharusnya, orangtua bisa membatasi frekuensi anak mengakses bacaan tersebut. Contoh lain, orangtua juga harus tahu ketika anaknya kehilangan semangat, selera makan, bergaul dan tiba-tiba jadi pendiam.

"Ini bagaimana orang tua harus mengikuti perkembangan anak. Psikologis itu penting penting. Jangan hanya nutrisi fisik saja," imbuhnya.

Meski tak bersalah, orangtua memang bisa disebut lalai. Orangtua sibuk bekerja dan tidak bisa memantau kondisi anak setiap waktu. Namun, kondisi tersebut juga tidak bisa disalahkan. Meski remaja telah dianggap bisa mengurus diri sendiri, belum tentu ia bisa dianggap dewasa.

"Kondisi mentalnya sanggup enggak dengan lingkungan dia. Mungkin secara fisik dia kuat, tapi emosinya belum tentu," tutupnya.


(fik/okezone)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait