Dosen `Pesta` Sabu, Pengamat: Ini Pukulan Lagi dan Lagi!

JAKARTA - Pengamat pendidikan dari Universitas Indonesia (UI), Arif Rahman menilai, tertangkapnya seorang dosen di Kota Jambi yang tertangkap tangan tengah 'berpesta' sabu belum lama ini merupakan pukulan telak lagi dan lagi bagi dunia pendidikan.

Menurutnya, meski bukan hal yang baru seharusnya dewan pengajar bisa lebih mengendalikan diri dari hawa nafsu penggunaan barang haram itu. Terlebih, dosen sebagai pengajar dianggap sebagai pihak yang mampu memberantas pemakaian narkoba lewat sosialisasi dan pemaparan di kelas perkuliahan.

"Ini pukulan telak lagi dan lagi untuk dunia pendidikan, sangat mengecewakan," ujarnya kepada Okezone melalui sambungan telepon, Jumat (12/12/2014).

Menurutnya, jika memang terbukti maka hal tersebut sangat jelas merefleksikan sejauh mana sistem pendidikan Indonesia berjalan. Ia mengatakan, sistem pendidikan di Indonesia memang masih perlu disempurnakan agar semakin baik di waktu mendatang.

Pria asal Malang ini menilai, seharusnya kampus sebagai pilar pendidikan harus memberikan contoh yang baik. Apalagi, kampuslah yang nantinya menghasilkan para pendidik. " Memang tidak dibenarkan, tetapi tidak dipersalahkan juga sepenuhnya karena semuanya kembali kepada kendali diri masing-masing. Tidak hanya dosen, presiden pun jika memang imannya lemah, bisa saja terjerumus," imbuhnya.

Narkoba memang sudah merasuk dalam individu-individu krusial negeri termasuk dewan pengajar. Oleh karenanya Arif mengimbau, pemerintah melalui lembaga dan instansinya harus memperketat kriteria pencalonan pejabat pendidik. Prosesnya, lanjut Arif, haruslah dilakukan secara lebih selektif dan tidak hanya sebatas intelektual saja, tetapi harus mempunyai moralitas dan spritualitas.

"Terutama jabatan yang berkaitan dengan mahasiswa secara langsung," tandasnya.


(fsl/okezone)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait