Imbas Pajak Versi Kesetaraan, Dari Rumah Tipe 21 sampai Istana Kota, Semua Sama-Sama Naik 300%

ILustrasi Pajak PBB
Pekanbaru, Oketimes.com - Di Pati, rakyat berteriak karena PBB naik 250%. Pekanbaru mendengar kabar itu, lalu berkata: “Cuma segitu? Pegang kopi saya.”
Hasilnya, sejak 2024, tarif PBB-P2 di kota ini melesat 300%. Kalau ini lomba, Pati cuma dapat perak. Pekanbaru? Emas, piala, dan mungkin standing ovation dari kota-kota lain yang ingin belajar “jurus percepatan penarikan pajak”.
Kisahnya dimulai dari seorang warga yang ingin berbakti pada kakeknya—membayar PBB rumah warisan. Tahun 2023, tagihannya Rp979 ribu. Tahun berikutnya, mendadak jadi Rp2,93 juta. Rumahnya tetap sama, tidak bertambah lantai, tidak berubah jadi mall, tidak pindah ke lokasi strategis. Tapi pajaknya sukses berubah jadi monster tiga kali lipat.
Bapenda Pekanbaru, tentu saja, tetap kalem seperti guru yoga. Ditanya alasannya, jawabannya lihai menghindar, seperti pemain bulu tangkis nasional. Warga pulang dengan dua hal: tagihan tebal dan rasa penasaran abadi.
Rahasia kehebatannya ada di Perda Nomor 1 Tahun 2024. Tarif PBB-P2 sekarang 0,3% untuk semua. Rumah kecil di ujung gang? 0,3%. Rumah bak istana milik konglomerat? 0,3%. Prinsipnya sederhana: di mata pajak, semua orang setara… setara menjerit.
Dan ada bab istimewa: tarif 0,2% untuk lahan produksi pangan dan ternak. Terdengar mulia, kecuali fakta kecil bahwa Pekanbaru adalah kota. Kalau cari sawah di sini, kemungkinan lebih mudah menemukan parkiran penuh di depan gerai kopi kekinian.
Soal sosialisasi, Pemko Pekanbaru benar-benar kreatif. Mereka tidak bilang “naik 300%”—mungkin karena terlalu frontal. Jadi, diganti dengan frasa manis “penyesuaian tarif” sambil menyelipkan angka 0,2 menjadi 0,3. Rasanya seperti diberi tahu bahwa cuaca “agak panas” padahal Anda sedang duduk di dalam oven.
LSM Benang Merah juga mengendus potensi permainan di pengurangan pajak lewat “pembetulan” PBB-P2. Modus lama yang, katanya, sudah ditemukan tahun lalu. Artinya, selain lomba kenaikan tarif, ada juga lomba kreativitas mengolah potongan pajak.
Singkatnya, Pekanbaru kini punya dua prestasi: juara kenaikan PBB dan juara menyamarkan kabar buruk jadi terdengar seperti berita gembira. Warga mungkin bisa protes, tapi ingat, di sini pajak naik lebih cepat daripada gaji—jadi stamina untuk marah pun perlu dihitung matang-matang.***
Komentar Via Facebook :