Indonesia Bakal Miliki Standarisasi Ukuran Busana
Indonesia bakal miliki standarisasi ukuran busana
MENCARI ukuran busana yang sesuai bentuk tubuh memang tidak mudah. Apalagi di Indonesia, untuk satu ukuran busana dari setiap merek, sering kali tidak sama.
Hal inilah yang diungkapkan Taruna K Kusmayadi, Ketua Umum Pusat Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Menurutnya, di Indonesia hanya mengenal empat ukuran busana, yakni S, M, L, XL. Padahal secara global, ukuran busana bisa saja lebih dari itu.
"Contohnya kalau secara global, yang gemuk ukurannya mulai delapan sampai 24, sedangkan petit itu dua sampai enam. Tapi di Indonesia, tidak ada standarisasi ukuran. Jadi, kalau beli atasan ukuran M dan bawahan L, tapi di brand lain bisa berbeda," katanya kepada Okezone saat gladi bersih Fashion Tendance 2015 di Seminyak, Bali, Kamis (13/11/2014).
Taruna menambahkan, standarisasi ukuran menjadi penting karena manfaatnya beragam. Bahkan, dia mencontohkan jika di Amerika, standarisasi ukuran busana bisa menjadi data terkait tingkat kesejahteraan masyarakat.
"Misalnya saja, penjualan terbanyak dari sebuah brand, yakni berukuran XL, maka postur tubuh besar ini bisa menunjukkan tingkat kesejahteraan," imbuhnya.
Lebih lanjut, standarisasi ukuran busana juga bisa mengukur tingkat kepuasan konsumen. Sehingga hal inilah yang akan berpengaruh terhadap sebuah industri fashion.
"Adanya standarisasi ukuran juga untuk penetrasi pasar. Jadi, tidak ada kebingungan buyer saat memesan busana dari desainer Indonesia," terangnya.
Berbekal hal inilah, pemerintah dan pelaku industri mode merumuskan standarisasi ukuran busana yang akan diumumkan saat pergelaran Indonesia Fashion Week (IFW). Tujuannya, tentu saja ada keseragaman atau kemiripan ukuran di industri retail.
"Kita perlu sekali standarisasi ini agar memudahkan orang berbelanja dari satu brand ke brand yang lain. Selain itu, brand Indonesia lebih banyak lagi pemakainya, baik konsumen dalam ataupun luar negeri, khususnya ASEAN yang memiliki postur tubuh kurang lebih sama," tambah Ali Charisma, Presiden Direktur IFW kepada Okezone.
Sementara itu, sebagai desainer Bali yang sudah sering unjuk koleksi di luar negeri, Oka Diputra menyambut baik adanya standarisasi ukuran busana yang akan segera dicanangkan. Pasalnya, standarisasi ukuran busana memudahkan desainer memasarkan produknya ke pasar global.
"Standarisasi sudah saatnya. Apalagi ini globalisasi market dan punya produk bisa dipasarkan di luar. Jadi kalau ada order, desainer tidak akan produksi dua kali," tutup desainer asal Bali ini.
(tty/okezone)
Komentar Via Facebook :