Inovasi Pembiayaan Syariah, Audiensi Direktur Pembiayaan Syariah Kemenkeu RI di Riau
Pekanbaru, Oketimes.com - Dalam rangka memperkuat pemahaman dan implementasi pembiayaan syariah di Indonesia, Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Dwi Iriyanti Hadiningdiyah mengadakan pertemuan penting mengenai wakaf dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) di Aula Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau, Rabu (15/5/2024).
Pertemuan yang berlangsung pada pukul 13.00 WIB ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Perwakilan Provinsi Riau, H. Abdul Rasyid.
Kunjungan Direktur Pembiayaan Syariah ini bertujuan untuk membahas peran strategis wakaf dalam pembangunan dan memanfaatkan SBSN sebagai instrumen pembiayaan. BWI hadir dalam acara ini untuk memaparkan data perkembangan wakaf di Provinsi Riau.
Dalam sambutannya, H. Abdul Rasyid menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi wakaf untuk kesejahteraan umat.
Salah satu poin utama dalam audiensi ini adalah pembahasan tentang E-SBN, yaitu sistem penjualan SBSN ritel secara online. E-SBN dikembangkan bersama mitra distribusi seperti bank, perusahaan efek, dan fintech, memungkinkan pemesanan melalui berbagai kanal seperti internet banking, website, dan aplikasi mobile (IOS, Android, Huawei).
Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan partisipasi masyarakat dalam investasi berbasis syariah. E-Monev, sebuah aplikasi online yang dirancang untuk pengelolaan kinerja SBSN proyek.
Sistem ini memungkinkan pelaporan, monitoring, dan pengisian Rekening Khusus (Reksus) SBSN proyek secara real-time. Dengan E-Monev, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana proyek dapat lebih terjamin, sehingga proyek-proyek yang didanai SBSN dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, pertemuan ini juga menyoroti Green Sukuk, yaitu SBSN yang mendukung kegiatan pelestarian lingkungan hidup. Green Sukuk mencerminkan komitmen Indonesia dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Sejak diterbitkan, Green Sukuk telah mengantarkan Indonesia meraih 17 penghargaan dunia.
Dengan pendanaan melalui Green Sukuk, pemerintah berharap dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam pelestarian lingkungan.
Sejak 2013 hingga 2024, Project Based Sukuk telah digunakan untuk membiayai 6.104 proyek di 34 provinsi dengan total pembiayaan sebesar Rp 242,72 triliun. Proyek-proyek tersebut meliputi pembangunan infrastruktur, fasilitas kesehatan, dan pendidikan. Project Based Sukuk menunjukkan bagaimana SBSN dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Pada 20 September 2022, Indonesia mencatat sejarah dengan penerbitan Green Sukuk melalui metode lelang SBSN pertama sebesar Rp 4,4 triliun. Lelang seri PBSG001 memberikan kesempatan bagi investor institusi untuk berpartisipasi dalam pasar perdana secara reguler. Hingga 30 April 2024, total penerbitan PBSG mencapai Rp 26,17 triliun. Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus memajukan investasi hijau dan berkelanjutan.
Audiensi ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperkenalkan berbagai inovasi dalam pembiayaan syariah, tetapi juga sebagai upaya memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi ekonomi syariah.
Dengan dukungan dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, diharapkan pengelolaan wakaf dan pemanfaatan SBSN dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pembangunan nasional.
Hadirnya Ketua BWI Riau, H. Abdul Rasyid, dan Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan RI diharapkan mampu mendorong perkembangan lebih lanjut dalam bidang wakaf dan pembiayaan syariah di Provinsi Riau dan seluruh Indonesia. Dengan langkah-langkah inovatif ini, masa depan pembiayaan syariah di Indonesia terlihat semakin cerah dan menjanjikan.(inf/man)
Komentar Via Facebook :