Topaz Bibit Sawit Unggul Asian Agri, Jadi Andalan Petani Masa Kini

Regional Head Riau Asian Agri, Pengarapen Gurusinga, bersama Ketua PWI Raja Isyam dan Zulmansyah Sekedang Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat berfose bersama usai acara Halal-bihalal bersama Insan Pers Riau sebagai momen silaturahmi yang dilakukan oleh Perusahaan selepas Hari Raya Idul Fitri pada Selasa, 7 Mai 2024 di Swiss-Bellinn SKA Pekanbaru.

Pekanbaru, Oketimes.com - Sebagai terobosan bibit unggul masa kini, Asian Agri terus berbenah untuk mengembangkan bibit sawit Topaz kepada para petani masa kini dan di kebun inti dan plasma terbarukan oleh produk Asian Agri.

"Asian Agri terus memegang komitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada media massa dan menyelenggarakan diskusi untuk meningkatkan pemahaman tentang industri kelapa sawit masa kini," kata Regional Head Riau Asian Agri, Pengarapen Gurusinga kepada wartawan disela acara Halal-bihalal bersama Insan Pers Riau sebagai momen silaturahmi yang dilakukan oleh Perusahaan selepas Hari Raya Idul Fitri pada Selasa, 7 Mai 2024 di Swiss-Bellinn SKA Pekanbaru.

Pengarapen Gurusinga juga menyebutkan bahwa media massa memiliki peran penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi industri kelapa sawit. Karena menurutnya, selain filosofi 5C yang dimiliki oleh Asian Agri, yaitu (Community, Country, Climate, Costumer, dan Company), yang melandasi komitmen perusahaan untuk membangun operasi yang berkelanjutan serta visi Asian Agri 2030 yang berfokus pada empat pilar strategis.

"Keempat pilar tersebut yang pertama adalah kemitraan dengan petani, kedua pertumbuhan inklusif, ketiga iklim positif, dan keempat produksi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan," bebernya.

Dia juga menjelaskan pada kesempatan kali ini, pihaknya ngin mengambil kesempatan untuk memaparkan bagaimana Asian Agri mendukung industri kelapa sawit melalui pengembangan bibit kelapa sawit unggul Topaz yang sudah teruji dan terbukti, karena merupakan hasil dari riset dan pengembangan puluhan tahun.

Sementara itu, Head of Plant Breeding Asian Agri, Yopy Dedywiryanto, memberikan penjelasan bahwa Topaz merupakan bibit sawit unggul yang sudah teruji dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) dan juga tahan terhadap penyakit Ganoderma.

"Sejak tahun 1992, Asian Agri telah menyeleksi dan juga terus menyilangkan indukan Dura dan Pisifera terpilih dari Costa Rica (gen-1). Pada tahun 1996-1998, fasilitas Oil Palm Research Station (OPRS) Asian Agri memulai penanaman indukan Dura dan Pisifera terpilih di kebun benih Topaz, diikuti dengan uji persilangan generasi satu DxPnya. Oleh karena itu, bibit Topaz ini telah melewati hasil penelitian intensif selama puluhan tahun di fasilitas kami," urainya.

Menurutnya, prestasi ini mengantarkan OPRS Topaz berhasil memperoleh izin pelepasan Varietas Topaz 1, 2, 3, dan 4 pada 16 Januari 2004, sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia.

"Komitmen Asian Agri untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan terus berlanjut. Dengan pengujian persilangan generasi dua yang intensif, saat ini Topaz hanya memproduksi persilangan-persilangan yang teruji dan terbukti memiliki potensi produksi 24 ton TBS/Ha pada TM (Tanaman Menghasilkan)1 dan rata-rata 38 Ton TBS/Ha pada TM3 sampai dengan TM6 dengan potensi OER (Oil Extraction Rate) 29 persen," ungkap Yopy Dedywiryanto.

Masih kata Yopy, bibit Topaz adalah bibit sawit yang sudah teruji dan terbukti. Karena itu, bibit ini sudah seyogyanya menjadi andalan para petani kelapa sawit. Bibit unggul Topaz ini tidak hanya unggul dalam hal kuantitas produksi, tetapi juga tahan terhadap penyakit Ganoderma.

"Ketahanan ini telah dibuktikan dengan diperolehnya izin pelepasan Varietas Topaz GT oleh OPRS Topaz pada tanggal 1 Februari 2019 sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia." jelasnya.

Kemudian Yopy juga menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan baik produksi TBS ataupun kandungan minyak antara buah hijau (Virescens) dan buah hitam (Nigrescens). Perbedaan kandungan minyak akan terjadi jika kriteria panen buah hijau hanya berdasarkan perubahan warna dan bukan berdasarkan jumlah brondolan jatuh di piringan.

Sementara itu, Raja Isyam, yang mewakili Insan Pers Riau, memberikan sambutannya juga mengapresiasi Asian Agri yang secara aktif membina petani kelapa sawit.

"Sebagai salah seorang petani penanam Topaz, saya juga turut merasakan manfaat dari bibit unggul Topaz. Harapannya kepedulian Asian Agri juga bisa berdampak berkelanjutan dan juga dapat dirasakan terus oleh petani dan kawan-kawan media," ujar Raja Isyam menutup sambutannya.

Pada kesempatan yang sama, hadir pula dua perwakilan petani kelapa sawit dibawah naungan Asian Agri turut memberikan testimoni tersendiri terkait performa bibit unggul Topaz.

Pertama ada Ketua KUD Bhakti Mandiri, Sukron yang berlokasi di Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kerinci Kanan, Siak, Riau, dan Radius yang merupakan salah satu petani swadaya Asian Agri dari Desa Sotol, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Sukron menjelaskan bahwa dia sebelumnya belajar cara berkebun kelapa sawit dari orang tuanya yang ikut Perkebunan Inti Rakyat (PIR-trans) dari pemerintah di tahun 1980-an. Disitulah dirinnya mengetahui bahwa perkebunan kelapa sawit dapat merubah perekonomian keluarga kami menjadi lebih baik.

"Karena itu lah saya dapat menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Informatika di Malikulsaleh di Aceh," jelasnya.

Kemudian ia menceritakan bagaimana usaha yang dilakukannya, setelah menyelesaikan pendidikan di Aceh, dan kembali ke desanya menjadi petani kelapa sawit.

"Saat ini saya menjadi Ketua KUD Bakti Mandiri. Sebelumnya, saya melihat KUD di Desa Bukit Harapan memiliki potensi berkembang lebih, salah satunya dengan program replanting. Untuk itu saya bermitra dengan Asian Agri untuk replanting. Tahap pertama replanting yang kami ikuti untuk kebun kami seluas 386 hektar, kemudian untuk tahap kedua rencananya 200 hektar. Dan salah satu kebun yang sudah replanting, saya menggunakan Bibit Topaz," ungkapnya.

Ia juga mengutarakan melalui program kemitraan dengan Asian Agri, bisa memudahkannya dan anggotanya untuk mendapatkan akses bibit unggul Topaz.

"Saat ini kami telah menanam bibit Topaz dan saya sangat puas, pada saat ini usia tanaman sudah berumur 43 bulan setelah tanam. Dari hasil panen usia 30 bulan, kami sudah mendapatkan produksi rata-rata 1,6 ton/ hektar/ bulan. Dari hasil ini, kami gunakan untuk membantu pembiayaan pembangunan kebun kelapa sawit untuk program replanting, sehingga kami dapat mengurangi beban pinjaman ke bank," bebernya.

Selanjutnya, Radius salah satu petani swadaya mitra Asian Agri juga mengungkapkan kesaksiannya dalam menggunakan Bibit Topaz sejak tahun 2012. Menurutnya, semasa itu dia merasa beruntung bisa bertemu dengan salah satu tim Asian Agri yang mengenalkan bibit tersebut.

"Pada saat pertemuan itu, saya langsung membeli Bibit Topaz. Sejak saya menanam bibit Topaz, saya selalu mendapat pendampingan dari Perusahaan agar hasil panen saya dapat mencapai potensi maksimal. Saat ini kebun saya sudah dapat berbuah dengan bagus dan saya puas, karena dari umur 4 tahun saya sudah mendapatkan hasil sebanyak 2,5 ton per hektar ditiap bulannya," ungkapnya.

Terakhir, dia juga menyebutkan bahwa saat ini, tanaman di atas umur 6 tahun dapat berproduksi sebesar 3 hingga 3,5 ton per hektar dalam tiap bulannya.***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait