Banjir Rendam Puluhan Kabupaten-Kota di Riau

Tangani Banjir, Gubri Kumpulkan All Stakeholder dan Keluarkan 11 Intruksi Untuk Perhatian Bersama

Akibat tingginya entitas hujan di provinsi Riau, hingga menyebabkan puluhan kabupaten kota terendam banjir, Gubernur Riau Edy Natar Nasution, menggelar rapat koordinasi dengan Forkopimda dan Bupati/Walikota se Riau, dan mengeluarkan 11 instruksi dalam menangani banjir di Provinsi Riau pada Selasa (9/1/24) di Gedung Daerah Jalan Diponegoro Kota Pekanbaru.

Pekanbaru, Oketimes.com - Akibat tingginya entitas hujan di provinsi Riau, hingga menyebabkan puluhan kabupaten kota terendam banjir, Gubernur Riau Edy Natar Nasution, menggelar rapat koordinasi dengan Forkopimda dan Bupati/Walikota se Riau, dan mengeluarkan 11 instruksi dalam menangani banjir di Provinsi Riau pada Selasa (9/1/24) di Gedung Daerah Jalan Diponegoro Kota Pekanbaru.

Langkah tersebut dilakukan Gubri, mengingat 10 daerah dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau, saat ini mengalami bencana banjir. Dari 12 Kabupaten/Kota di Riau, hanya Dumai dan Kepulauan Meranti yang tidak banjir.

Dalam rapat tersebut, mantan Danrem 031 Wira Bima itu, mengeluarkan arahan yang harus ditindaklanjuti masing-masing stakeholder terkait. Setidaknya ada 11 poin arahan gubernur dalam penanganan bencana banjir yang sifatnya segera.

Berikut arahan Gubernur Riau dalam penanganan bencana banjir di kabupaten kota:

1. Agar terus Memantau kondisi terkini lapangan dan menyebarkan informasi peringatan (curah hujan, tinggi muka air) dan potensi risiko (wilayah genangan).

2. Meningkatkan koordinasi dengan TNI/Polri dan seluruh stakeholder terkait dalam upaya penanganan bencana banjir.

3. Selalu memberikan himbauan kepada Masyarakat agar senantiasa mengawasi aktivitas anak anak di lokasi terdampak banjir.

4. Menginstruksikan kepada seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Riau untuk melakukan langkah-langkah konkrit guna penanganan kejadian banjir dan gerakan tanah (longsor).

5. Menyiapkan tempat pengungsian dan evakuasi kelompok rentan serta mendirikan dapur umum dan Posko Pelayanan Kesehatan.

6. Menyiapkan dan Mendistribusikan kebutuhan logistik (pangan, sandang)

7. Mensiagakan peralatan kebencanaan (pompa, perahu, life jacket, tenda, dan kendaraan operasional) dan Dinas PUPR Provinsi Riau agar menstanbykan alat berat di lokasi rawan banjir/longsor.

8. Membentuk Posko Terpadu Siaga Bencana Hidrometeorologi di Provinsi Riau dan kabupaten/Kota, Pos Lapangan di lokasi bencana dan penyediaan anggaran BTT untuk Penanganan bencana banjir.

9. Agar dilakukan pengaturan proses belajar mengajar (daring/luring) pada Sekolah dan Lembaga Pendidikan yang terdampak banjir.

10. Mengimbau kepada seluruh ASN Pemprov Riau, Dunia Usaha, BUMN/BUMD, Organisasi, NGO/ Lembaga Lembaga donatur untuk ikut berpartisipasi dalam rangka membantu meringankan beban Masyarakat korban bencana banjir.

11. Bupati /Walikota melaporkan dan melakukan evaluasi penanganan bencana banjir secara berkala atau insidentil kepada Gubernur Riau.

Gubernur Edy menjelaskan, penanganan banjir ini tidak bisa sendiri sendiri, perlu kolaborasi semua stekheldor yang ada.

"Karena itu, saya sengaja mengumpulkan seluruh Forkopimda dan instansi terkait untuk menyikapi masalah banjir ini, karena penyelesaian banjir mesti bersama sama," ujar Gubri.

Sebagaimana diketahui, banjir yang merendam 10 daerah ini disebabkan curah hujan yang cukup tinggi. Selain itu, potensi banjir juga disebabkan Spillway Gate (Pintu Pelimpah) PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar dibuka sebanyak 5 buah pintu setinggi 60 Cm. Sebab daerah hulu yakni provinsi tetangga yakni Sumatera Barat curah hujan juga cukup tinggi.

Dari 10 kabupaten kota di Riau yang tergenang banjir, sebanyak 43 kecamatan dan 192 desa terendam banjir. Akibatnya 24.268 Kepala Keluarga (KK) dengan 99.812 jiwa terdampak banjir.***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait