Binaan PT IKPP, IKM Tunas Harapan Mampu Tingkatkan Ekonomi Warga dengan Anyaman Limbah Strapping

Berawal dari hasil karya anyaman limbah plastick strapping tempatnya bekerja, PT. Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Sinar Mas Grup, M. Nur kini bisa membantu ekonomi puluhan keluarga yang berada di sekitar perusahaan IKPP.

Pekanbaru, Oketimes.com - Berawal dari hasil karya anyaman limbah plastick strapping tempatnya bekerja, PT. Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Sinar Mas Grup, M. Nur kini bisa membantu ekonomi puluhan keluarga yang berada di sekitar perusahaan IKPP.

Usaha tersebut bermula saat sekitar 2007 lalu, M. Nur melihat plastick strapping yang tak terpakai yang menjadi limbah di pabrik IKPP. Kadang sisa packing barang itu terbuang begitu saja. Terfikir olehnya bagaimana memanfaatkan limbah tersebut untuk dibuat kerajinan tangan. Akhirnya M. Nur membawa limbah itu pulang dan membuat anyaman berbagai bentuk.

Dimulai dengan membuat anyaman beberapa pot bunga, ternyata hasil karya M. Nur ini diminati warga sekitar. M. Nur mulai membuat lebih banyak lagi dengan pasar yang hari ke hari terus bertambah.

Tak disangka, permintaan pasar untuk hasil karyanya semakin banyak. M. Nur mulai disibukkan hingga tengah malam. M. Nur pun mulai mengajak ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya berkarya dan bergabung membuat berbagai macam anyaman anyaman untuk dijual dan dipasarkan.

Tak hanya limbah strapping saja, dalam membuat produk anyaman plastik straping, IKM Tunas Harapan juga memanfaatkan limbah kayu yang juga berasal dari PT. IKPP. Seperti kayu sisa olahan yang digunakan untuk membuat keranjang motor.

"Sambil membersihkan lingkungan, IKM Tunas Harapan manfaatkan limbah-limbah tersebut menjadi barang yang bernilai dan bisa dijual yang hasilnya luar biasa," ujar M. Nur.

"Di awal 2007 itu, anggota yang terdiri dari ibu-ibu hanya tiga orang. Tahun 2008 kami buat kelompok kerajinan masyarakat IKM Tunas Harapan di bawah binaan PT. IKPP. Tahun 2010 anggota bertambah menjadi 14 orang dan 2014 sudah mencapai 45 orang," ujar M. Nur.

Melihat peluang memanfaatkan limbah yang menjanjikan di bawah binaan PT. IKPP tersebut, Di tahun 2014 kemudian, pria kelahiran Bengkalis ini memilih mengundurkan diri dari tempatnya bekerja dan fokus dengan usaha anyaman plastik strappingnya.

Usahanya terus berkembang seiring bertambahnya permintaan pasar. Bahkan anggota yang ikut mencapai hampir 100 orang di tahun 2018. Di akhir 2019, anggota IKM Tunas Harapan berkurang menjadi 50 orang seiring menurunnya bahan baku akibat terjadinya Pandemi Covid-19 dan hingga saat ini

Tak hanya bisa menguliahkan beberapa anaknya di salah satu perguruan tinggi swasta di Pekanbaru, M. Nur secara langsung juga sudah ikut membantu kesejahteraan puluhan keluarga yang berada di sekitar PT. IKPP.

M. Nur menuturkan, dalam satu bulan, sedikitnya IKM Tunas Harapan ini memiliki omset sekitar Rp70 juta. Sedangkan anggota mendapat penghasilan antara Rp1,2 hingga Rp1,5 juta perbulannya.

Dari hasil karya yang awalnya dipasarkan di sekitar lingkungan rumah, saat ini produk anyaman strappng IKM Tunas Harapan sudah menjangkau ke 5 provinsi, yakni Riau, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh.

Produk terbanyak yakni keranjang motor yang pasar terbesarnya provinsi Sumatera Barat dengan permintaan 400 hingga 500 item perbulannya atau 60 persen dari total permintaan pasar.

Selain itu ada juga produk lainnya seperti pot bunga, keranjang belanja dan sebagainya. Untuk harga jual produk IKM Tunas Harapan yakni mulai dari Rp 15ribu dan termahal Rp140 ribu untuk satu item keranjang motor.

IKM Tunas Harapan hingga saat juga telah banyak meraih penghargaan, di antaranya Juara I Pengelola Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Kab/Kota Tahun 2012, Juara III UPPKS Nasional, UKM terbaik Kabupaten Siak 2012, UPPKS Terbaik 2012 Kabupaten Siak dan penghargaan lainnya hingga tingkat nasional.

Saat pandemi Covid 19 lalu, M. Nur mengakui sulitnya memenuhi kebutuhan bahan baku. Meski keadaan sudah membaik, kekurangan bahan baku ini masih terjadi.

Bahan baku IKM Tunas Harapan selama ini, kata M. Nur sangat bergantung dari pasokan PT. IKPP. Belum ada alternatif pasokan bahan baku dari tempat lain.

"Ya, kita berharap dapat pasokan bahan baku strapping juga dari grup Sinar Mas yang berada di OKI Sumatra Selatan," tutur M. Nur.

Sebelumnya M. Nur juga sangat berterima kasih kepada PT. IKPP yang selama ini selalu mendukung kegiatan IKM Tunas Harapan dengan hasil produk anyaman plastik strapping khas berwarna hijau dengan corak putih ini.

Epi, salah seorang ibu rumah tangga yang bergabung di IKM Tunas Harapan mengaku sangat terbantu dengan hasil dari IKM Tunas Harapan. Rata-rata perbulannya Epi mendapat penghasilan tambahan lebih dari Rp1 juta bahkan mencapai Rp1,5 juta.

Epi yang sudah bergabung selama 7 tahun di IKM Tunas Harapan ini mengaku pekerjaan tersebut tak mengganggu aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga. "Karena pekerjaan itu bisa kami bawa pulang, dikerjakan sambilan ketika ada waktu luang," tuturnya lagi.(Andi)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait