Diduga Terjadi Pembiaran KLHK dan BKSDA Riau

Aktivis SALAMBA Soroti Deforestasi HL Bukit Suligi yang Kian Memprihatinkan

Foto insert : Kondisi kawasan hutan lindung Bukit Suligi dan aktivitas ilegal loging di Kawasan Hutan Lindung Bukit Suligi yang berada di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Pekanbaru, Oketimes.com - Perubahan Fungsi Hutan Konservasi Bukit Suligi yang membentang di Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu, Provinsi RIau, semakin hari semakin memprihatinkan

Penegasan ini diutarakan Ketua Yayasan Sahabat Alam Rimba (SALAMBA) Ir Ganda Mora MSi dalam keterangan tertulisnya kepada media pada Kamis (28/4/22) di Pekanbaru.

Disampaikannya, berdasarkan observasi yang dilakukan pihaknya baru-baru ini di lokasi, telah terjadi deforestasi yang dilakukan oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Salah satunya, termasuk keberadaan ilegal loging dan pembangunan perkebunan kelapa sawit seperti PT Padasa Enam, yang mengubah fungsi hutan konservasi tersebut menjadi areal perkebuman seluas lebih kurang 2000 Ha di kabupaten Kampar yang masih satu hamparan dengan Candi Muara Takus," ungkap Ganda Mora.

Sedangkan di daerah lainnya lanjut Ganda Mora, seperti yang terjadi di Rokan IV Koto Perbukitan di jadikan perkebunan kelapa sawit setiap ada akses masuk, hutan yang tersisa hanya areal topograpi terjal dan lembah.

Lantaran itu, Salamba sangat miris menyaksikan areal Bukit Suligi berubah fungsi menjadi Perkebunan dan areal perkampungan baru.

"Kami juga heran dan menyayangkan pihak pemprov Riau justru membangun akses jalan permanen di kawasan konservasi tersebut, sehingga mempermudah akses masyarakat untuk memaduki areal tersebut," beber Ganda Mora.

Tidak sampai disitu, Ganda juga menyoroti kinerja dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, terkhusus Balas Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau yang melakukan pembiaran atas terdeforestasinya hutan Konservasi Bukit Suligi.

"Padahal fungsi hutan tersebut merupakan sumber paru paru dunia dengan beragam Flora dan Fauna disamping sebagai penyangga dan sumber tata kelola air secara almiah," pungkas Alumni pasca sarjana ilmu lingkungan universitas Riau itu dengan rasa kecewa.***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait