Kebun Sawit Pemda Kuansing 500 Hektar di Perhentian Sungkai Dikelola Masyarakat

Hasil penelusuran awak media di lokasi kebun sawit Pemda Kuansing pada Sabtu (28/8/2021), menemukan kebun sawit Pemda Kuansing yang tertinggal dan sempat tak terawat sudah membuahkan hasil buah sawit saat ini.

Kuansing, Oketimes.com - Kebun sawit Pemda Kabupaten seluas 500 hektar di Kecamatan Pujuk Rantau Desa Perhentian Sungkai Kuasing Provinsi Riau, yang ternyata saat ini dikelola oleh sejumlah masyarakat.

Hasil penelusuran awak media di lokasi kebun sawit Pemda Kuansing pada Sabtu (28/8/2021), menemukan kebun sawit Pemda Kuansing yang tertinggal dan sempat tak terawat sudah membuahkan hasil buah sawit saat ini.

Informasi tersebut, dibenarkan salah seorang pengelola Kebun Sawit Pemda Kuansing bernama Jalinus kepada awak media ini saat di temui di area perkebunan sawit Pemda Kuansing.

Dia mengatakan, bahwa kebun sawit Pemda Kuansing, sudah berbuah sawit dari 500 hektar yang tertanam 140 hektar yang produktif dan di kelola oleh masyarakat.

"Alhamdulillah kebun sawit Pemda Kuansing sudah berbuah sawit dari 500 hentar lebih kurang tertanam yang saat ini produktif 140 hektar berbuah sawit dan hasil nya 50 ton sebulan," ujar Jalinus kepada awak media ini di lokasi pada Sabtu (28/08/2021).

Ia menyebutkan memang diketahui lahan Kebun sawit Pemda Kuansing itu, berada di kawasan hutan lindung Bukit Betabuh atau berbatasan langsung dengan provinsi Sumbar dan provinsi Jambi.

Jalinus juga menyebutkan bahsawasanya kebun sawit Pemda Kuansing, sebelum di kelola oleh masyarakat mengaku menjadi incaran oknum - oknum tertentu, karena merasa lahan itu tak bertuan.

Namun saat ini, oknum masyarakat itu mulai sadar, tak lagi melakukan upaya perebutan lahan. Bahkan dulu, buah sawit itu pun, sempat diperebutkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab, ungkap Alun sapaan akrabnya.

Alun menambahkan bahwa sejak dua tahun terakhir sekitar bulan Desember 2019 lalu, dia mengaku berinisiatifnya untuk merawat kebun sawit tersebut.

"Bermula dari rasa prihatin melihat kebun sawit yang mulai terlantar, tak dirawat dan menjadi rebutan banyak oknum, maka berusahalah saya mencari solusi nya. Salah satu usaha adalah dengan mengadakan musyawarah Desa bersama Ninik mamak di desa Sungkai, saya dan kawan-kawan setelah berkonsultasi dengan banyak pihak, mengambil langkah untuk merawat kebun itu. Tahap awal biaya untuk perawatan Kami keluarkan dari kantong pribadi, terutama untuk biaya penebasan dan pembersihan," bebernya.

Setelah itu, berangsur- angsur di panen dan buahnya di jual ke tengkulak buah di daerah sini. Hasil penjualan buah sawit tersebut dibelikan ke pupuk dan digunakan sebagian untuk upah pekerja.

"Iya, saat ini Alhamdulillah sudah kita panen kurang lebih dapat hasil 50 ton sebulan, jumlah itu masih jauh dari kondisi normal nya. Harus nya tidak segitu," terang Jalinus.

Dijelaskannya lagi, awal mula merawat kebun sawit Pemda itu, banyak menemukan kendala dan tantangan. Karena sebelum nya, di kebun Pemda itu, ada kelompok masyarakat dari luar yang merasa terusik dengan kehadirannya dan temannya dari desa Sungkai.

Jalinus mengaku telah bertemu dengan beberapa orang pejabat Kuansing, mulai dari Kepala Dinas Pertanian, Sekda, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), bahkan Bupati terdahulu pun sudah ditemui nya untuk menanyakan status lahan Kebun Sawit Pemda itu.

"Begitu juga dengan Wakil Bupati Kuansing sekarang, yaitu Suhardiman Amby bersama Kepala Dinas Pertanian Emmerson baru-baru ini telah berkunjung kesini," ucap Jalinus.

Saat itu lanjut Jalinus, Wabup Kuansing berjanji akan segera berupaya mencari solusi terbaik untuk kebun sawit Pemda ini.

Bahkan, Wabup akan berupaya mencari sumber - sumber dana untuk perawatan dan penjagaan kebun itu. Terutama, agar lahan kebun sawit Pemda itu tidak di serobot lagi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Ya saat Wakil Bupati Suhardiman Amby kesini, tak ada dia melarang, upaya kami dalam merawat dan menjaga kebun sawit ini," ujar Alun.

Dia menyebutkan Wabup sempat memberikan penjelasan tentang hal-hal yang menjadi kendala dalam pengelolaan kebun sawit Pemda itu.

Disampaikannya, hingga kini status lahan kebun sawit Pemda, masih berstatus kawasan Hutan Lindung Bukit Betabuh, malahan Desa Sungkai sendiri juga masih termasuk dalam hutan kawasan, itulah kendala berat nya sekarang, beber Jalinus.

"Harapan saya selaku masyarakat desa Sungkai, saya sangat berharap semoga persoalan kebun Pemda ini cepat selesai, dan informasi yang saya berikan dapat menjadi bahan bagi pengambil kebijakan untuk mendapatkan solusi pengelolaan kebun Sawit Pemda Kuansing ini," sebutnya.

Alun berharap, agar Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI datang ke Kuansing, untuk memberikan solusi atas lahan di Desa Perhentian Sungka di wilayah perbatasan Kabupaten Kuansing dan Kabupaten Dharmasraya itu seluas sekitar 500 hektar.***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait