Peduli Cagar Budaya, PT KTU Ajak Masyarakat Tanam Pohon Endemik di Area Makam Putri Kaca Mayang
Kegiatan penanaman pohon endemik di sekitar makam Putri Kaca Mayang, kecamatan Koto Gasib. (Foto: Istimewa)
SIAK - Kabupaten Siak dikenal kaya sejarah dan budayanya yang hingga kini masih terjaga. Seperti di Kecamatan Koto Gasib, ada makam Putri Kaca Mayang yang sudah masuk dalam daftar cagar budaya. Hingga kini, sejarahnya terus diceritakan dan lingkungannya dibuat tetap asri.
PT Kimia Tirta Utama (KTU) sebagai salah satu perusahaan sawit yang beroperasi di Kecamatan Koto Gasib ikut peduli dalam menjaga keasrian di sekitar Makam Putri Kaca Mayang.
Dalam mengisi kegiatan menjelang ramadan, perusahaan sawit itu bersama masyarakat setempat melakukan penanaman pohon endemik di sekitar makam. Dengan harapan lingkungan di sekitar makam menjadi rindang dan semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung.
Masyarakat kita ajak menanam pohon endemik, pada Jumat sore. Selain itu, kita semua staff PT KTU bersama-sama melakukan kerja bakti membersihkan makam putri kaca mayang.
Kegiatan ini kita lakukan sebagai wujud peduli lingkungan serta menjaga area cagar budaya putri Kaca Mayang," kata Administratur PT. KTU Hubbal K. Sembiring dilansir GoRiau.com, Sabtu (10/4/2021).
PT KTU, kata Hubbal, juga menyediakan bibit tanaman meranti, pulai, jelutung, bintaro untuk ditanam di area sekitar makam, Selain itu PT KTU juga memperbarui cat tembok di makam putri Kaca Mayang,
"Bertepatan pula kemarin itu para tokoh masyarakat Desa Kuala Gasib melakukan ziarah di makam Putri Kaca Mayang, Jadi sekalian sama-sama membersihkan dan menanam bibit tanaman pulai dan Bintaro. Kita sangat berkomitmen menjaga lingkungan di sekitar makam putri Kaca Mayang ini. Akan kita tata kembali. Kegiatan ini akan kita lakukan secara berkesinambungan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Aswin, penghulu kampung Kuala Gasib turut serta kerja bakti sembari mengucapkan berterima kasih atas perhatian perusahaan PT KTU dalam upaya memperhatikan cagar budaya yang ada di Desa Kuala Gasib, cagar budaya putri Kaca Mayang.
"Memang sudah sepatutnya makam ini dijaga dengan baik. Sebab putri Kaca Mayang ini merupakan leluhur kami, sehingga setiap menjelang ramadan, kami melakukan ziarah ke sini dan membersihkan lingkungan makam. Kami masyarakat juga menjaga dan merawat makam ini dengan baik," kata Aswin.
Selanjutnya, menurut cerita Pak Uta, tokoh masyarakat Desa Kuala Gasib, dahulu kala rumah nenek moyang mereka adalah di sepanjang sungai Gasib, Jadi apa yang dilakukan oleh PT. KTU saat ini sangat positif dan mendapat dukungan masyarakat.
"Kami sangat berterima kasih kepada Perusahaan sudah merawat dan menjaga keberadaan cagar budaya Putri Kaca Mayang yang menjadi kebanggaan masyarakat
khususnya Desa Kuala Gasib. Kedepan, kami meminta untuk penghijauan tanaman hutan di sekitaran makam putri kaca Mayang diperbanyak dengan pohon hutan dan bisa sama sama merawat tanaman tersebut tumbuh subur," sebut Uta. ***


Komentar Via Facebook :