AKP Bery Juana Putra : Kita masih menunggu proses gelar perkara
Periksa 15 Saksi Pelapor-Terlapor, Polres Kampar Belum Tetapkan Tersangka Aksi Teror dan Intimidasi Brutal Karyawan PT Langgam Harmuni

Ratusan massa diduga kelompok tani Koperasi Petani Sawit Makmur (Kopsa-M), mendatangi dan diduga melakukan aksi brutal terhadap puluhan karyawan PT Langgam Harmuni di Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, pada Kamis 15 Oktober 2020 petang lalu. (Foto : Istimewa)
PEKANBARU, Oketimes.com - Proses penyelidikan kasus aksi intimidasi brutal yang diduga dilakukan ratusan massa Kelompok Tani Koperasi Petani Sawit Makmur (Kopsa-M), terhadap puluhan Karyawan PT Langgam Harmuni di Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, pada Kamis (15/10/2020) lalu, hingga kini belum diketahui siapa dalang dan pihak yang bertanggunjawab atas perbuatan kejahatan luar biasa tersebut dilakukan pihak Kepolisian setempat.
Padahal pihak Kepolisian Resor Kampar, Riau, tengah memanggil belasan saksi-saksi, baik dari pihak pelapor dan terlapor dalam proses penyelidikan perkara tersebut sejak dua bulan terakhir, pasca peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (15/10/2020) lalu.
Menanggapi hal itu, Kapolres Kampar AKBP Mohammad Kholid SIK, melalui Kasatreskrim Polres Kampar, AKP Bery Juana Putra, S.I.K, menyebutkan pihaknya saat ini belum melakukan penetapan tersangka atas kejadian tersebut, meski pihaknya tengah memeriksa 15 orang saksi-saksi baik dari pelapor dan terlapor selama ini.
"Belum ada penetapan tersangka, karena masih proses menunggu gelar perkara. Nanti setelah gelar perkara, baru diketahui seperti apa perkembangannya," kata Kasat Reskrim Polres Kampar AKP Bery Juana Putra kepada oketimes.com saat dihubungi ke nomor ponselnya Senin (07/12/2020) siang.
Disebutkannya, pihaknya selama ini memang sudah memanggil 15 saksi-saksi baik dari pelapor dan terlapor, namun pihaknya belum melakukan peningkatan penyelidikan, karena masih menunggu proses gelar berkara.
"Sabar saja pak, kita akan segera lakukan gelar perkara dan mengetahui bagaimana proses pengembangan selanjutnya," pungkas mantan Kasat Reskrim Bula Kumba wilayah Polda Sulawesi Selatan itu meyakinkan.
Seperti diberitakan sekitar tiga ratusan massa bayaran diduga kelompok tani Koperasi Petani Sawit Makmur (Kopsa-M), mendatangi dan melakukan aksi brutal terhadap puluhan karyawan PT Langgam Harmuni di Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (15/10/2020) petang lalu.
Dugaan aksi intimidasi brutal tersebut, dialami puluhan karyawan PT Langgam Harmuni (LH), ketika ratusan massa koperasi masuk meringsek masuk ke komplek mess atau perumahan PT LH, dengan menggunakan kendaraan puluhan bus, truk, mobil pribadi sepeda motor pada petang hari sembari berteriak dan membentak para karyawan untuk mengosongkan mess tersebut secara paksa dan melakukan tindakan intimidasi kepada para karyawan.
Selain mengintimidasi puluhan karyawan tersebut, sejumlah massa tersebut juga melakukan tindakan pengosongan rumah karyawan secara paksa, sehingga barang-barang perkakas dan barang berharga milik para karyawan PT LH banyak yang rusak dan kehilangan.
Bahkan akibat aksi intimidasi berutal tersebut, sejumlah anak-anak karyawan sempat menjerit dan lari ketakutan keluar mess untuk mengungsi ke dalam hutan, akibat adanya penyerangan massa sembari memaksa para karyawan pergi dan meninggalkan mess serta mematikan lampu penerang listrik dan memukul-mukul lonceng pos masuk di lokasi mess karyawan tersebut.
Menariknya, aksi yang mencekam puluhan karyawan tersebut, sama sekali tidak mendapat perhatian serius dari pihak aparat keamanan setempat, mulai dari aparat RT/ RW, Kelurahan dan Kecamatan serta keamanan seperti Babinsa, Bhabinkamtimas Polsek Siak Hulu atau Polres Kampar wilayah Polda Raiu untuk mengamankan situasi yang mencekam warga tersebut hingga larut malam.
Setelah keesokan harinya, barulah Aparat Kepolisian dari Polsek Siak Hulu dan Polres Kampar tiba ke lokasi, untuk melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi pelapor untuk dilakukan proses penyelidikan lebih lanjut.
Namun seiring perjalanan proses penyelidikannya, kini sudah memasuki hampir dua bulan lebih proses penyelidikan dilakukan Polres Kampar, namun hingga kini belum ada peningkatan penyelidikan kasus atau penetapan tersangka.
Sementara puluhan karyawan korban intimidasi tersebut hingga kini masih ketakutan dan trauma atas peristiwa yang sempat dialami mereka saat ini.
Korban berharap semoga aparat Kepolisian setempat, segera meringkus siapa dalang dan yang bertanggungjawab atas kejadian kejahatan luar biasa tersebut dengan secepatnya. Agar kondisi keamanan masyarakat setempat, benar-benar mendapat jaminan keamanan sebagai warga negara Indonesia.***
Komentar Via Facebook :