Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1000 Meter
Sore Ini Gunung Sinabung Erupsi Lagi

ILustrasi Abu Vulkanik Gunung Sinabung Meletus
Karo, Oketimes.com - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara (Sumut), kembali erupsi untuk kedua kali dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 1000 meter dari puncak kolom pada Sabtu (8/8/2020) sekitar pukul 17.18 Wib sore.
Informasi tersebut diketahui setelah gunung berapi itu, sempat meletus dan menyemburkan abu vulkanik pertama kali pada Sabtu (8/7/2020) dini hari tadi sekitar pukul 01.58 WIB, dengan tinggi kolom abu mencapai 2.000 meter dari atas puncak.
Armen Putra Petugas Pos Pengamanan Gunung Api Sinabung, membenarkan bahwa erupsi kedua terjadi kembali pada pukul 17.18 Wib, kolom abu Vulkanik teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga condong ke arah timur dan tenggara setinggi 1000 meter.
"Kali ini erupsi terekam di seismogram dengan aplitudo maksimum 60 mm, dengan durasi lebih kurang 36 menit 23 detik," kata Armen dalam keterangan singkatnya yang beredar kepada awak media pada Sabtu petang.
Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani membenarkan Gunung Sinabung kembali meletus pada Sabtu dini hari sekitar pukul 01.58 Wib, dengan tinggi erupsi abu vulkanik mencapai dua ribu meter.
"Betul. Tadi dini hari sekitar pukul 01.58 WIB terjadi erupsi freatik Gunung Sinabung dengan tinggi kolom erupsi sekitar 2000 meter di atas puncak," aku Kasbani pada Sabtu pagi kepada media.
Menurut Kasbani, tidak ada erupsi susulan yang terjadi setelahnya. Namun aktivitas terkini mengutip keterangan resmi dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Sabtu (8/8/2020), selama periode 1 Juli-7 Agustus 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Selain itu, teramati asap kawah utama berwarna putih denga intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak. Kemudian, pada 8 Agustus, terjadi erupsi yang menghasilkan kolom berwarna kelabu hingga cokelat dengan intensitas sedang hingga tebal.
Adapun kolom erupsi kali ini condong ke arah timur. Jumlah dan jenis gempa yang terekam selama periode 1 Juli-7 Agustus 2020 didominasi oleh gempa embusan, tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh.
Pada tanggal 7 Agustus 2020, terekam 15 kali gempa embusan, 6 kali gempa low frequency, 21 kali gempa vulkanik dalam dan 2 kali gempa tektonik jauh.
Pada 8 Agustus 2020 pukul 01:58 WIB terekam satu kali gempa letusan dengan amplitudo maksimum 120 mm dan lama gempa 1 jam 44 detik.
Analisis dan potensi bahaya Erupsi terbaru yang terjadi bersifat freatik dan tidak didahului oleh kenaikkan gempa-gempa vulkanik yang signifikan, menandakan tidak adanya suplai magma ke permukaan.
Erupsi yang terjadi pada 8 Agustus 2020, lebih diakibatkan oleh overpressure dan aktivitas permukaan. Erupsi hanya berlangsung singkat, tidak diikuti oleh kenaikan kegempaan dan perubahan visual yang mengarah pada rangkaian erupsi yang lebih besar.
Meski demikian, mengingat sifat dan karakter erupsi Gunung Sinabung, saat ini potensi erupsi eksplosif masih ada, bersamaan dengan kejadian awan panas letusan. Saat ini potensi ancaman bahaya berupa hujan abu lebat di sekitar puncak Gunung Sinabung.
Material abu dapat terbawa ke daerah yang lebih jauh dari puncak, tergantung arah dan kecepatan angin. Hingga kini, disimpulkan bahwa tidak teramati adanya gejala perubahan sifat erupsi ataupun peningkatan potensi ancaman bahaya.
Sebaran material erupsi tanggal 8 Agustus 2020 masih pada radius Kawasan Rawan Bencana yang direkomendasikan dan tingkat aktivitas Gunung Sinabung masih tetap di Level III (Siaga).
Berdasarkan keterangan resmi dari KESDM, Badan Geologi, dan PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung, pada Sabtu (8/8/2020), berikut adalah sejumlah rekomendasi yang disampaikan :
Masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker, bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik dan mengamankan sarana air bersih, serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.***
Komentar Via Facebook :