India dan China Memanas, Indonesia Prihatin

Tentara India dan Cina bersama-sama merayakan Tahun Baru 2019 di Bumla di sepanjang perbatasan Indo-Cina, Arunachal Pradesh

Jakarta, Oketimes.com - Tentara Negara India dan China terlibat pertikaian sengit di Lembah Galwan Ladakh pegunungan Himalaya dalam beberapa pekan ini. Dikabarkan banyak tentara dari kedua negara itu, harus meregang nyawa akibat kekacauan di perbatasan dua negara tersebut.

Melansir Al-Jazeera, setidaknya ada 20 tentara India terbunuh dalam pertempuran sengit dengan pasukan China, berdasarkan laporan tentara India pada Rabu (17/6/2020). Kedua negara bertikai, memperebutkan daerah perbatasan di Himalaya Barat.

"17 tentara India yang terluka kritis, meninggal karena luka-luku, di samping seorang perwira dan dua tentara yang telah meninggal sebelumnya," kata tentara India dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 16 Juni 2020.

Melihat kebuntuan antara kedua negara tetangga itu, pemerintah Indonesia menyatakan keprihatinannya. "Dalam hubungan antara India China, pada prinsipnya Indonesia mengikuti dari dekat berbagai perkembangan ini," kata Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah dalam press briefingnya pada Kamis 18 Juni 2020.

"Kami berharap pihak-pihak yang terkait dapat melakukan langkah-langkah bagi peredaan ketegangan, karena pada saat sekarang masyarakat internasional terfokus pada upaya penanganan COVID-19. Tentunya setiap perkembangan internasional yang berpotensi menimbulkan instabilitas dan juga mengganggu upaya bersama internasional untuk mengatasi COVID-19," terang Teuku.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China telah mengonfirmasi mengenai konfrontasi fisik yang kejam di perbatasan itu, tetapi tidak menyebutkan korban.

Berdasarkan laporan Reuters yang dikutip, mereka mengatakan ada pelanggaran serius terhadap konsensus yang dicapai oleh kedua pihak sehingga memicu bentrokan.

"Pasukan perbatasan India mengingkari komitmen mereka dan secara serius melanggar perjanjian dan protokol tentang masalah perbatasan antara kedua pihak," kata Tentara Pembebasan Rakyat China, seperti dilansir dari CNBC International.***


 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait