Ratusan Perserta Antusias Ikuti Festival Hammock 2017 di TWA Buluh Cina Kampar

Balai Besar KSDA Riau bersama Laskar Penggiat Ekowisata Riau menyelenggarakan festival Hammock 2017 di TWA Buluh Cina, Kecamatann Siak Hulu, Kabupaten Kampar Riau selama 2 (dua) hari, dari Tanggal 13 s/d 14 Mei 2017.

Kampar, oketimes.com - Balai Besar KSDA Riau bersama Laskar Penggiat Ekowisata Riau menyelenggarakan festival Hammock 2017 di TWA Buluh Cina, Kecamatann Siak Hulu, Kabupaten Kampar Riau selama 2 (dua) hari, dari Tanggal 13 s/d 14 Mei 2017.

Festival ini merupakan yang kedua kalinya, dimana yang pertama dilaksanakan pada tahun 2016 lalu. Kali ini festival mengambil tema "Kekinian yang tidak melupakan masa lalu" dengan slogan " Pohon dan rimba adalah teman."

Adapun tujuan dari festifal ini adalah menjaga dan melestarikan flora fauna di dalamnya, kampanye pentingnya menjaga hutan, mengenalkan kapada khalayak bahwa kayu, pohon dan hutan dapat menghasilkan tanpa menebang, memperkokoh status Desa Buluh Cina sebagai desa wisata.

Selain itu, juga untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat dan melestarikan budaya melalui taman wisata alam, memanfaatkan SDA dan SDM sebagai penunjang sempurna pengembangan wisata dan memberdayakan masyarakat sekitar hutan untuk bekerjasama memejukan ekowisata di daerahnya.

Dalam acara yang diikuti ratusan peserta tersebut juga dilakukan peresmian perahu wisata masyarakat yang diinisiasi dan dikelola oleh masyarakat setempat.

Peresmian sendiri dilakukan oleh Kepala Dinas LHK Riau Yulwiniati Moesa mewakili Gubernur Riau yang sedang umroh dan acara dihadiri oleh Kepala UPT lingkup LHK Prov. Riau, Kepolisian, Dinas Pariwisata Prov dan Kabupaten, Instansi terkait lainnya, serta masyarakat dan ninik mamak.

Setelah itu dilakukan wisata perahu, olahraga donat rafting, peninjauan lokasi hammock, budaya menjaring ikan, edukasi gajah, explore rimba.

Jumlah peserta festival hammock  kurang lebih 110 dengan acara malam sebelumnya adalah community sharing, bincang rimba, bincang konservasi dan dimeriahkan dengan akustik rimba, musikal puisi rimba, silent together (diam selama 15 menit mendengar suara rimba) dan ditutup dengan menyanyikan lagu Tanah Airku.

"Dengan adanya kegiatan yang melibatkan masyarakat sekitar kawasan diharapkan dapat memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa tanpa menebang hutan dan merusak ekosistem yang ada perekonomian masyarakat tetap dapat ditingkatkan," kata Kepala Balai Besar KSDA Riau Mahfudz. (dabot)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait