Sepakbola tak Membuat David Silva Lupa Keluarga

Selebrasi khas gelandang Manchester City, David Silva (sumber: Metro)

OKETIMES.COM- Bukan kacang yang lupa pada kulitnya. Itulah gambaran yang pantas dikedepankan saat mengenal sosok bintang Manchester City yang kini tengah bertugas bersama Timnas Spanyol di ajang Piala Dunia 2014: David Silva.

Gelandang serang La Furia Roja berusia 28 tahun ini lahir dari keluarga yang tak dapat disebut golongan kaya. Ayahnya seorang polisi dan ibunya bekerja sebagai pembantu. Dibesarkan di Arguinegin, kota nelayan kecil di pantai selatan Gran Canaria, Silva mengasah kemampuannya sebagai pesepakbola di pantai di sela-sela waktunya menunggu kedatangan ibunya dari pulang kerja.

Namun, adalah neneknya, Antonia Montesdeoca, yang lebih berperan mengenalkan si kulit bundar pada Silva. "David (Silva) dan sepupunya Ransel sering bermain bola di jalanan dengan menggunakan kentang atau jeruk. Tapi, ketika itu habis, saya sering melempar mereka dengan gulungan kertas koran, dan mereka memainkannya," terang Montesdeoca.

Alumnus akademi Valencia ini menjalani debutnya bersama Timnas Spanyol pada 15 November 2006. Lima tahun kemudian, Silva hijrah ke Manchester City. Status dan kekayaan Silva pun meningkat drastis. Kontrak barunya pada 2012 lalu membuat Silva menerima gaji sebesar £ 200.000 atau sekitar Rp 3,8 miliar per minggunya. Atau dalam setahun, gaji kotor Silva mencapai Rp 182,4 miliar.

Meski status sosialnya (kekayaan) terus melesat, Silva pantang melupakan keluarganya yang tetap tinggal di Spanyol. Sepanjang ada waktu luang atau liburan, Silva selalu pulang kampung untuk menengok keluarga besarnya. "Saya memiliki kehidupan saya sendiri di lapangan hijau. Namun, ketika itu telah selesai dilakukan, saya menginginkan kehidupan yang tenang bersama keluarga. Saya tak mau orang lain tahu apa yang saya kerjakan. Itulah gaya hidup yang saya sukai," ujar Silva.

"Salah seorang dari keluarga saya tinggal bersama di Manchester. Meski demikian, sebisa mungkin saya akan mengunjungi keluarga dan rekan saya di sana (Spanyol). Saya masih mempunyai banyak teman. Saya sangat gembira hidup dengan orang-orang yang tinggal di lingkungan sekitar. Jadi, buat apa saya mengubahnya? Di sana setiap orang sangat ramah dan satu sama lain saling mengenal," imbuhnya.

Selebrasi khas yang dilakukan Silva seusai mencetak gol ke gawang lawan adalah dengan mencium tato di pergelangan tangan kirinya. Ternyata, tato itu sangat bermakna bagi Silva. Tato tersebut merupakan nama dari keponakan Silva, Cynthia, yang meninggal di usia muda, 3 tahun, karena penyakit kanker.

Foto Cynthia selalu dibawa Silva kemana-mana. Termasuk, saat dirinya terbang bersama skuat Spanyol ke Brasil setelah laga pemanasan terakhir melawan El Salvador di Washington, Sabtu (7/6). Dan, selepas Piala Dunia berakhir, dipastikan Silva bakal kembali ke kampung halaman guna berlibur bersama keluarganya.

Penulis: ME Gunawan/ED

Sumber:Mirror


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait