Klaim KIP, Warga Pulau Batam Kecewa dengan Pelayanan BRI
Ratusan warga yang berasal dari beberapa pulau-pulau di Batam, diantaranya Pulau Labuh, Pulau Air, Selat Nenek bahkan ada dari Pulau Jalo, harus kecewa dengan pelayanan BRI cabang Batam atas pelayanannya kepada para pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk melakukan pencairan dana bantuan pemerintah tersebut, Jumat (24/6/2016).
Batam, oketimes.com - Ratusan warga yang berasal dari beberapa pulau-pulau di Batam, diantaranya Pulau Labuh, Pulau Air, Selat Nenek bahkan ada dari Pulau Jalo, harus kecewa dengan pelayanan BRI cabang Batam atas pelayanannya kepada para pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk melakukan pencairan dana bantuan pemerintah tersebut, Jumat (24/6/2016).
Program Indonesia Pintar melalui KIP adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada seluruh anak usia sekolah (6-21 tahun) yang menerima KIP, atau yang berasal dari keluarga miskin dan rentan (misalnya dari keluarga/rumah tangga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera/KKS) atau anak yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Program Indonesia Pintar melalui KIP merupakan bagian penyempurnaan dari Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) sejak akhir 2014.
Jumlah bantuan itu, diberikan dalam satu semester atau sekali 6 bulan, antara lain untuk SD/MI/Diniyah Formal Ula/SDTK, Pondok Pesantren (santri hanya mengaji usia 7-12 thn), Kejar Paket A/PPS Wajar Dikdas Ula Rp.225.000, SMP/MTS/Diniyah Formal Wustha/SMPTK, Pondok Pesantren (Santri hanya mengaji usia 13-15 thn), Kejar Paket B/PPS Wajar Dikdas Wustha Rp.375.000.
Serta untuk SMA/SMK/MA/Diniyah Formal Ulya/Muadalah/SMTK/SMAK, Pondok Pesantren (santri hanya mengaji usia 16-18 thn), Kejar Paket C/PMU Ulya/Lembaga pelatihan/kursus Rp.500.000 dan Bea Siswa Miskin dari Pemko Batam sebesar Rp.450.000.
Namun, sesak didada dirasakan oleh warga, betapa tidak mereka yang sudah bersusah untuk datang dengan menggunakan boat pancung ke darat pulau sekitar dan kemudian meneruskan dengan menggunakan ojek atau taksi menuju BRI cabang Fanindo, BRI cabang Aviari dan BRI cabang Pasar Melayu Kota Batam. Akan tetapi mereka malah dipersulit oleh pelayanan BRI.
Kendati teriak histeris dan umpatan warga yang ditujukan kepada petugas BRI dalam melayani pemegang kartu KIP tersebut, tetap saja pihajk BRI Cabnag Batam tersebut menahan dan tidak mencairkan, dengan alasan, warga diminta harus membawa anak yang mendapatkan bantuan tersebut ke pihak BRI, serta dalil lainnya.
Kekecewaan itu seperti dilontarkan Rahmat (38) warga Pulau Jalo Batam yang sekaligus memiliki Kartu KIP untuk anaknya yang mendapatkan bantuan tersebut dari pemerintah pada awak media ini, Jumat siang. Ia mengatakan dirinya harus rela bolak-balik dari kampung halamannya untuk dapat mencairkan dana bantuan pemerintah tersebut.
Namun, setelah dirinya tiba di Kota Batam, malah pelayanan BRI yang ia daptakan justru membuat dirinya merasa kecewa berat dan tidak habis pikir melihat pelayanan BRI cabang Batam atas dipersulitnya pencairan bantuan tersebut.
"Saya sangat kecewa dengan pelayanan BRI cabang Batam ini, karena hanya untuk mencairkan bantuan dana dari pemerintah ini, pihak bank selalu membuat persyaratan yang tidak masuk akal," tukas Rahmat dengan penuh kecewa.
Parahnya lagi lanjutnya, warga sudah membawa persyaratan yang diminta seperti: KTP/KK, Akta Kelahiran, Surat Keterangan Sekolah, Kartu Pelajar dan Rapot, bahkan diantara warga ada yang sudah 2 hingga 3 kali datang tetap saja hingga kini belum dicairkan.
Yang membuat warga histeris, ada beberapa mereka sudah mengeluarkan dana buat ongkos, bahkan dengan berhutang sebesar Rp.400.000, tapi diharap dana KIP sebesar Rp.225.000 tidak juga cair.
Terkait hal ini warga meminta Walikota Batam Rudi peduli tehadap nasib yang diraskan warga pulau Batam yang kecewa atas pelayanan BRI terkait pencairan dana KIP. Ia berharap semestinya pihak BRI membuka unit cabang di pelosok desa terpencil di pulau-pulau Batam yang jahu dari pusat kota Batam.
"Kita berharap walikota Pekanbaru dapat memperhatikan jeritan warganya, sebab hal ini sudah sangat menyengsarakan warga yang tinggal di pulau-pulau terpencil," ungkapnya. (yk)
Komentar Via Facebook :