DPRD Prihatin Kasus Kekerasan Anak Semakin Tinggi di Pekanbaru
Ilustrasi
Pekanbaru, OKETIMES.COM - Data Dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kasus kekerasan anak yang terjadi saat ini meningkat tajam. DPRD ngaku prihatin melihat kondisi ini dan menyarankan semua pihak berfikir dan mencarikan solusinya.
Hal ini diungkapkan anggota Komisi I DPRD Kota Pekanbaru, Ida Yulita Susanti ketika dikonfirmasi awak media ini Rabu (1/6/2016).
"Kita lihat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan terhadap anak tidak memberikan perlindungan yang baik, nyatanya semakin meningkat kasus kekerasan terhadap anak termasuk kekerasan seksual," katanya.
Dikatakan Politisi Partai Golkar ini, agar kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak ini bisa diminimalisir, bahkan dihentikan, perlu adanya ketegasan dan juga memberi pemahaman kepada orang tua untuk lebih perhatian lagi kepada anak-anak mereka.
"Terkadang kita percayakan anak kepada orang yang kita nilai sangat dekat dengan kita, dan nyatanya dari apa yang terungkap selama ini, kebanyakan yang melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap anak ini merupakan orang-orang terdekatnya," jelas Ida.
Untuk itu, kepada orang tua Ida meminta agar tidak terlalu mempercayakan anaknya kepada orang lain. Semisal dalam urusan antar jemput sekolah, tidak diserahkan ke pembantu atau sopir, melainkan kepada keluarga yang memang bisa dipercaya dan tidak ada gelagat yang mencurigakan.
"Pada intinya semua kembali kepada keimanan yang kita lihat semakin hari semakin hilang dari diri orang-orang yang menjauhkan diri dari perintah Pencipta. Kemudian ia melenceng dan dikemudikan hawa nafsu, yang akhirnya melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan," paparnya.
Kepada penegak hukum, Ida juga berharap agar pelaku pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak diberi hukuman yang berat, sehingga ada efek jera untuk kedepannya. Jika yang melakukan ternyata masih dibawah umur, bagaimana?
"Itu tadi, berikan pemahaman kepada anak-anak kita, perdalam ilmu agama mereka sehingga mereka mengetahui mana yang baik dan yang buruk, apa yang dilarang dan apa dampak dari larangan itu. Jangan pula pelaku kejahatan ini malah disanjung di layar kaca yang akhirnya anak-anak mengira kalau perlakuan itu tidak masalah," ungkapnya. (eza)
Komentar Via Facebook :