Panglima TNI Sebut Indonesia Jadi Medan Perang di Waktu Mendatang

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan ceramah dihadapan 102 peserta Kepala Daerah pada Pembekalan Pemerintahan Dalam Negeri Angkatan II Hasil Pilkada tahun 2015 di Auditorium Gedung F Lt 4 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri Jakarta Selatan, Jumat (27/5/2016).

Jakarta, OKETIMES.COM - Tentara Nasional Indonesia (TNI) sangat menyadari bahwa untuk melaksanakan tugas sesuai UU TNI No 34 tahun 2004 merupakan tugas yang sangat berat, bila hanya dipikul oleh TNI semata.

TNI juga tidak mendidesain untuk itu, inilah sebenarnya kepentingan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan ceramah dihadapan 102 peserta Kepala Daerah pada Pembekalan Pemerintahan Dalam Negeri Angkatan II Hasil Pilkada tahun 2015 di Auditorium Gedung F Lt 4 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri Jakarta Selatan, Jumat (27/5/2016).

Menurutnya, banyak negara luar yang memandang Indonesia sebagai sebuah harapan, misalnya wilayah Papua yang kaya "sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi" itu menggambarkan betapa kayanya Indonesia dan sangat menjanjikan hidup.

Maka tidak heran saat ini dan kedepan banyak negara berkepentingan untuk menguasainya, sangat beralasan setiap negara berkepentingan dalam pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan hidup warga negaranya.

Penduduk dunia terus bertambah secara signifikan lanjut Panglima TNI, bahkan saat ini sudah tiga kali lipat populasi idealnya. Bahkan empat kali lipat saat menyongsong Indonesia Emas, disatu sisi persediaan energi, pangan dan air semakin berkurang. Hal inilah yang memicu konflik antar negara, rebutan pemenuhan kebutuhan yang sangat mendasar yaitu: pangan, energi dan air serta Indonesia menjadi medan Perang ekonomi.

"Ancaman itu sudah sangat nyata dan ada tetapi kurang dipahami kita" di semua lini kehidupan bernegara, berbangsa bahkan di keluarga. Tujuannya melemahkan, menguasai sampai kepada penghancuran bangsa Indonesia melalui perang Proxy (Proxy War), wujudnya penyalahgunaan narkoba, demo buruh melakukan intimidasi, tawuran mahasiswa, adu domba TNI-Polri, memecah belah Partai Politik, Regulasi tidak memihak rakyat dan rekayasa sosial melalui media.

Sementara itu, Panglima TNI juga menyatakan bahwa  pertemuan ini sebagai sarana untuk menyamakan visi sehingga pemerintah daerah dengan pemerintah pusat menjadi satu kesatuan dalam membangun bangsa ini. Mengapa demikian, karena pembangunan ini harus diselesaikan secara berkesinambungan atau secara semesta.

"Jadi pemerintah daerah jangan sampai berdiri sendiri-sendiri dan tidak terkonek dengan pemerintah pusat, kemudian mengapa saya hadir dua kali disini, karena memang yang punya kepentingan bukan Mendagri, justru saya yang punya kepentingan dalam menghadapi ancaman kedepan, karena perang itu memasuki berbagai kehidupan, berbangsa dan berumah tangga," ujar Panglima TNI.

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga menegaskan bahwa kita harus bersama dengan semua komponen bangsa dan para Bupati/Walikota ini, adalah pemimpin yang nyata, dipilih oleh rakyatnya. "Saya berpesan kepada Bupati dan Walikota dalam mewujudkan keamanan, persatuan dan kesatuan, agar membantu bersama-sama program pemerintah pusat, sehingga Indonesia menjadi bangsa pemenang dalam segi apapun," pungkasnya.***Puspen TNI.


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait