Ternyata Victoria Beckham Pakai Sepatu Buatan Indonesia
Koleksi sepatu milik pengusaha sepatu Agie Purwa yang belum lama ini meluncurkan label sepatunya sendiri di Indonesia dengan nama Jasmine Elizabeth.
Jakarta - Sepatu saat ini tak hanya sekadar alas kaki semata, tapi pernyataan fesyen. Tidak terkecuali di Indonesia yang masih dianggap sebagai salah satu konsumen sepatu terbesar di dunia.
Padahal, beberapa tahun belakangan Indonesia sudah mulai bergeser menjadi produsen sepatu. Bukan hanya pengusaha sepatu, perancang alas kaki pun terus bermunculan. Tak hanya sekadar desainer sepatu biasa, sepatu adibusana pun ikut tumbuh.
Bagi para desainer dan pengusaha sepatu ini, ada kata kunci yang jadi daya tarik bagi konsumen, yakni produk buatan lokal, namun dengan citarasa internasional.
Jika ditelusuri sejarahnya, sebenarnya sudah sejak lama Indonesia punya banyak pengrajin sepatu. Jasa mereka kerap dipakai brand-brand kenamaan berskala internasional. Sayangnya, status sebagai 'pusat pengrajin sepatu' tidak membuat nama Indonesia terkenal di mancanegara. Imbasnya, brand asing banyak mendapat apresiasi karena kualitas sepatu yang mumpuni.
Hal tersebut pun diakui oleh seorang pengusaha sepatu, Agie Purwa, yang belum lama ini mendirikan lini busana sepatunya sendiri di Indonesia, dengan nama Jasmine Elizabeth. Dia sudah melewati kurang lebih satu dekade dalam membantu brand lain untuk membuatkan sepatu atau jaket kulit.
"Brand itu dipakai sama Victoria Beckham, jaketnya buatan saya. Tapi yang diapresiasi kan bukan saya. Bukan Indonesian people. Sepatu brand lain yang saya bikin juga ada yang dipakai Emma Watson. Ya kita cuma bisa terima saja 'iya, oke dipakai' gitu," tuturnya seperti dikutip dari cnnindonesia di acara peluncuran koleksi terbarunya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Tak lantas diam, Agie langsung membuat lini busana sepatu produk lokal Indonesia.
Celah industri ditemuinya saat melakukan kunjungan pekerjaan di Bali. Agie melihat belum ada industri sepatu kulit yang benar-benar berkualitas di sana. Maka dari itu, ia segera membuat workshop sepatu kulitnya sendiri dan memproduksi berbagai macam model sepatu, seperti flat, heels, wedges, boots, sandal, dan oxford.
Berbahan kulit domba, ia mengaku tidak begitu menemui kesulitan berarti di Indonesia. Pasalnya, kesulitan yang dirasa hanya faktor pekerjanya.
"Skill tukang itu yang masih limited banget. Jadi enggak semua tukang sepatu bisa membuat sepatu hak tinggi, karena itu enggak gampang. Apa lagi mereka belajar buat sepatu kan otodidak, dari ayahnya misalnya. Dan di Indonesia sendiri enggak ada sekolah persepatuan. Jadi mungkin harus dipikirin juga sih sama pemerintah," kata Agie yang memiliki kurang lebih 25 pengrajin sepatu dari provinsi Jawa Tengah.
Di samping itu, ia terkadang harus mengimpor bahan kulit sapi dari Italia untuk beberapa model sepatu. Hal tersebut karena menurutnya kualitas produk kulit sapi di Indonesia belum ada yang selembut bahan dari Italia.
Selain itu, menurutnya untuk membuat industri sepatu di Indonesia memiliki tantangannya tersendiri, yaitu tentang bagaimana membuat sepatu yang menarik dan nyaman dipakai konsumen.
"Gimana caranya memanfaatkan source yang ada, tapi kita nggak kalah sama sepatu Italia kelihatannya," ujar desainer yang akan tampil di ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2016.
(cnnindo)
Komentar Via Facebook :