Kemilau Sumatera, Targetkan Batik Riau `Berkuasa`

Ketua Dekranasda Prov Riau saat meninjau pameran Kemilau Sumatera 2015 di Mal Pekanbaru, Senin (07/12/15).

Pekanbaru, Oketimes.com - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata RI Esthy Reko Astuti membuka secara resmi kegiatan "Kemilau Sumatra" di Mall Pekanbaru.

Acara ini diikuti seluruh perwakilan Provinsi di Pulau Sumatra dan seluruh pihak yang terkait dengan dunia Pariwisata.

Tema dalam Kemilau Sumatra kali ini mengambil tema "Pesona Batik", seluruh hasil karya batik daerah yang ada di pulau sumatra ditampilkan dalam pameran Kemilau Sumatra yang rencananya digelar selama dua hari ini yakni Senin 7 hingga Rabu 9 Desember.

"Jadi iven Kemilau Sumatra ini produk itu dipromosikan langsung ke Konsumen, kita di Riau manfaatkan mempromosikan Wisata berbasis budaya d Riau," ujar Andi Rachman usai membuka acara, Senin (07/12/15) kemarin.

Menurut Andi Rachman sektor pariwsata saat sedang digalakkan, pelestarian batik sebuah cara untuk menghidupkan UKM di Riau. Karena pekerja batik di Riau juga sangat banyak.

"Bagaimana agar batik Riau bisa makin menguasai pasar batik di Riau dan diusahakan unggul di Sumatra," jelasnya.

Beragam corak batik dari 10 Provinsi di Pulau Sumatra dihadirkan dalam pameran ini, tidak terkecuali corak batik kebanggan Riau dari berbagai corak yang ada, diantaranya pucuk rebung dan corak lain.

"Cara dan metode batiknya bisa diambil, tapi dengan corak masing-masing daerah dikembangkan. Melalui kegiatan ini kita harapkan ragam corak batik yang dimiliki bisa terus dikembangkan," ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata RI Esthy Reko Astuti usai membuka pameran Kemilau Sumatra 2015.

Selain itu juga menurutnya keterlibatan pihak industri dan travel, juga harus berperan. Guna memperkenalkan kekayaan alam Sumatra yang memiliki khas. Dalam kaitan dengan corak batik, dicontohkannya kekayaan tersebut seperti tampuk manggis yang bisa jadi desain sebagai motif batik.

"Agar bisa diterima, misalnya dikembangkan motif untuk padanan yang lebih casual. Jadi batik bisa masuk ke ranah kawula muda misalnya," tambah Esthy. (dea)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait