Pejabat Pemrov Lecehkan Profesi Wartawan

Kepala Bagian Adminitrasi Pendidikan dan Agama Biro Kesra Provinsi Riau, Anshari Kadir dinilai melecehkan profesi Wartawan. Pasalnya dirinya menyampaikan materi resmi kedinasan pada acara akselerasi UKS di lantai IV Kantor Bupati Rokan Hilir, Senin (7/12/15).

Bagansiapiapi, Oketimes.com - Kepala Bagian Adminitrasi Pendidikan dan Agama Biro Kesra Provinsi Riau, Anshari Kadir dinilai melecehkan profesi Wartawan. Pasalnya dirinya menyampaikan materi resmi kedinasan pada acara akselerasi UKS di lantai IV Kantor Bupati Rokan Hilir, Senin (7/12/15).

Akan tetapi yang dilontarkan Anshari dalam kegiatan yang dihadiri oleh seluruh Camat, Kepala Puskesmas se-Rohil dan puluhan undangan dari sekolah serta ASN dan honorer, Asisten III Bagian Bina Kesra, malah menyinggung profesi Wartawan dalam mengawli mukadimhnya untuk memperkenalkan diri selaku orang terhormat dari provinsi Riau.

Ashari yang mengaku pernah melakoni pekerjaan sebagai wartawan di stasiun radio daerah Pekanbaru ini, dengan sombong mengungkapkan, bahwa wartawan tidak lain hanya pandai mencari-cari kesalahan orang lain tanpa terlebih dahulu mengoreksi kesalahan dirinya sendiri.

"Wartawan pandainya hanya cuma menyorot dan mencari kesalahan orang saja, namun tak pandai menyorot diri sendiri," ucapnya didepan para pejabat Rohil seperti Asisten III Ali Asfar, Kepala Dinas Kesehatan Junaidi, Saleh dan Kadisdik Ir H Amiruddin.

Dengan dalih lain dan sepertinya dirinya trauma dengan wartawan, Ashari juga menyebutkan bahwa pihaknya sampai sekarang masih sering disalahkan orang, meskipun sudah bekerja dengan baik.

"Ibu dan Bapak-Bapak tau tidak, dulu itu setiap ada acara lomba lari, selalu wartawan yang menjadi juara. Asal ibu tahu, karena saat lomba akan dimulai, lempar saja amplop, maka wartawan akan lari dengan cepat," tukasnya seraya disahut tawa dan diikuti tepuk tangan oleh hadirin.

Seperti orang kesurupan, Ashari tetap membuat guyonan yang jelas-jelas melecehkan profesi pers dan Wartawan. Bahkan ia sempat membela dirinya ketika menjadi wartawan dulu, dia tidak mau diberi amplop oleh narasumber.

"Saya dulu tak mau, bukan karena isinya lima puluh ribu, tapi memang saya tidak mau. Paling sekali-kalilah, pas mau berangkat ke Jakarta," tukasnya sinis. (hen)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait