Penerima Sapi Mesti Diusut
Salah satu penerima bantuan sapi di Rohul.
Ps.Pangaraian, Oketimes.com - Sikap Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Rokan Hulu yang belum tuntas mengusut dugaan korupsi penyaluran bantuan ternak di Dinas Peternakan Rohul mendapat perhatian serius dari elemen masyarakat.
Ketua DPC LPP Tipikor (Lembaga Pemantau Pemburu Tindak Pidana Korupsi) Alfian kepada awak media ini, Minggu (6/12/15) menyebutkan, dugaan penyalahgunaan proyek pengadaan ternak, berupa sapi dari tahun 2011, 2012, 2013 hingga 2015 mencapai 5.478 ekor sapi.
Akan tetapi penerima dan hasil perkembangan bantuan tersebut tidak jelas jantrungnya. Meski dana APBD Rohul sudah menggelontorkan 14 milyar lebih. Dengan demikian, Diskannak Rohul telah menyedot anggaran sebesar Rp14 miliar lebih dan merupakan Bantuan Daerah Bawahan (BDB) APBD Rokan Hulu.
"Sebenarnya persoalan ini sudah pernah mencuat, tapi tidak tahu bagaimana hilang lagi. Sekarang kita minta kasus ini segera diusut oleh Polres Rohul, kalau memang penegak hukum kita bekerja dan tidak mau disuap kita sangat mendukung dan memberikan apresiasi," katanya.
Menurut Alfian, pengadaan bantuan ternak sudah beberapa tahun berjalan yang disalurkan kepada Koptan di berbagai kecamatan di Rohul. Sejatinya, ternak yang disalurkan semestinya sudah berkembang biak dan menghasilkan. Namun kenyataanya malah terbalik.
"Dinas Peternakan setiap tahun membagikan ratusan ternak kepada koptan. Tapi yang terjadi di lapangan bukan makin bertambah, malah makin berkurang dan hilang tanpa diketahui rimbanya. Sehingga hal ini patut dicurigai bahwa Koptan penerima bantuan tersebut disinyalir banyak fiktif dan rekayasa.
"Ternak yang didistribusikan, tidak benar-benar dikembangkan, melainkan dijual belikan untuk kepentingan pribadi dan kelompok," ujarnya.
Alfian juga mempertanyakan kabar, adanya andil oknum anggota DPRD Rokan Hulu dalam pendistribusian bantuan ternak dengan istilah 'voucer. "Sudah bagaimana nasib sapi-sapi itu dan dikemankan," tukas nya.
Terpisah, BB salah seorang warga menuturkan, persoalan bantuan ternak bergulir bukan untuk masyarakat yang pantas menerimanya malah anggota DPRD yang mendapat.
"Diujungbatu kita menduga ada dua oknum anggota DPRD Rohul yang mendapat yakni dari partai PDIP (HC) dan (GS) Demokrat, sekarang Polres Rohul sedang diuji, apakah mampu membongkar mafia pengadaan ternak di Dinas Peternakan. Atau kehadirannya ke kantor tersebut, hanya sekedar menyambangi untuk sebatas bercakap-cakap dengan Kadis Peternakan," ujar BB.
Kemudian kata Alfian, suasana yang terjadi di Kantor Dinas Peternakan Rokan Hulu (Rohul) beberapa waktu lalu, diisukan ada aparat yang bermain mata. Informasi dihimpun dilapangan, awalnya suasana di kantor tersebut disibukkan dengan berbagai aktivitas dan ada keramaian, sehingga menyulitkan wartawan untuk menemui Kadiskannak Rohul untuk di konfirmasi.
Mungkin kebetulan ada proses lelang proyek di dinas itu, herannya ketika awak media ini hendak menemui Kadiskannak Rohul, Marjoko, untuk konfirmasi masalah pengadaan dan pendistribusian sapi, sayangnya sampai hari ini Kadiskannak Marjoko tidak bersedia untuk dijumpai dengan alasan sibuk rapat dan tidak bisa diganggu.
"Kita menduga Kadiskannak sudah bermain-main dengan anggota DPRD dan sudah jelas merekalah aktor-aktor mafia sapi di Rohul ini. Termasuk oknum angota DPRD Rokan Hulu yang disebutkan. Seharusnya bantuan sapi ini untuk masyarakat kecil," ulasnya.
Seagaimana diketahui dengan adanya program ini, tentunya akan menambah pekerjaan masyarakat untuk mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran. "Jadi, program ini di buat pemerintah bukan untuk di bagi-bagikan kepada pejabat atau keluarga yang menjabat di dinas itu," tambah Alfian.
Terkait beberapa oknum anggota DPRD Rohul yang disebutkan menerima pendistribusian sapi dari Dinas Peternakan, (HC) tidak bisa dijumpai untuk memberikan keterangan, ketika dihubungi melalui telepon genggamnya aktif, tapi tidak diangkat, di sms juga tidak ada balasan. Demikian juga dengan (GS).
Ini membuktikan, kuat dugaan oknum anggota DPRD bersama kadiskannak menjadikan sapi sebagai proyek empuk demi memperkaya diri pribadi dan tidak memperdulikan khalayak miskin, maka tidak heran kalau ada sologan yang haram saja susah. (yahya)
Komentar Via Facebook :