Bahas Status Tanggap Darurat Asap di Riau
Plt Gubri Lakukan Pertemuan dengan Ketua LAMR dan LSM
Dari kiri ke kanan: Danrem 031 Brigjen TNI Nurendi M.Si, Plt Gubri H.Arsyadjuliandi Rachman, Hj.Azlaini Agus, Ketua LAM Riau Al Azhar mengadakan pertemuan membahas kabut asap di Riau, pertemuan dilaksanakan di Kantor Gubri, senin 15 September 2015.
Pekanbaru, OKETIMES.COM - Ketua Lembaga Adat Melayu Riau bersama mantan anggota DPD RI, Hj Azlaini Agus, Perwakilan LSM Walhi Riko Kurniawan, Jikalahari, LSM Amanat Penderita Rakyat Riau (AMPERA) Zainudin, aktivis Riau tahun 1998 Zainul Ikhwan, Perwakilan Akademisi, dan Perwakilan dari mahasiswa mendatangi kantor Gubernur Riau, guna membahas permasalahan kabut asap yang saat ini sudah banyak membuat risau dan merugikan masyarakat Riau, Senin (15/9/2015.
Kedatangan Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, Al Azhar diterima langsung oleh Plt Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rachman dan Danrem 031 Wira Bima Brigjen TNI Nurendi M.Si selaku ketua Tim Satgas Karlahut, diruang Melati Kantor Gubernur Riau Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru.
Dalam pertemuannya dengan Plt Gubri Al Azhar memberikan apresiasi kepada Satgas yang telah meminimalisir jumlah titik hotspot, dan dapat menerima penjelasan Plt Gubernur tentang jumlah titik hotspot lebih banyak dari Provinsi tetangga. Tapi negara ini terlambat menangani kondisi kabut asap yang sudah tiga minggu ini semakin parah, seakan-akan pemerintah pusat tak terasa kehadiranya.
" Kami mempertanyakan apa yang akan dilakukan Jokowi dan Plt Gubri untuk mengatasi masalah ini, kami risau melihat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang beberapa minggu ini menunjukan tanda bahaya," kata Al Azhar.
Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, Al Azhar menyarankan kepada Pemerintah Provinsi Riau dan Tim Satgas Karlahut Riau agar kantor pemerintah yang dibangun dengan uang rakyat dapat digunakan sebagai tempat evakuasi, Ada standard oprasioanal prosedur (SOP) untuk menangani proses evakuasi, membuat atau memperbanyak posko sementara untuk penanggulangan ISPA, Memanfaatkan sumber daya negara untuk mengatasi masalah ini, berkaitkan dengan pendidikan AL Azhar berharap agar Plt Gubri memberikan instruksi atau perintah bukan himbauan kepada stakeholder terkait untuk meliburkan aktifitas pendidikan sampai kondisi di provinsi Riau membaik, saran Al Azhar.
Saat ini pemerintah pusat masih mengeklpoitasi hutan dan lahan diprovinsi Riau, hal ini sangat berdampak pada masa depan anak cucu dan masa depan bangsa ini.
" Kami butuh langkah kongkrit untuk mengatasi masalah ini kedepannya, Stop perpanjangan HGU, mari kembalikan kemasyarakat karena ini hak masyarakat, sekecil apapun usaha kita mari kita lakukan bersama untuk mengatasi karlahut di Riau," ujar Al Azhar.
Menanggapi Hal ini, Plt Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman mengatakan saat ini Riau sudah dalam status tanggap darurat Karlahut, penetapan ini harus ditindak lanjuti dengan aksi dilapangan baik secara teknis dan langsung melibatkan Dinas/Badan terkait seperti dinas Kesehatan, pendidikan, BLH, Satpol PP dan TNI Polri.
" Pemerintah Provinsi Riau akan menambah jumalah posko dan akan mengintruksikan agar Puskesmas serta Rumah Sakit buka 24 jam untuk memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akibat kabut asap," kata Plt Gubri H.Arsyadjuliandi Rachman.
Dibidang Pendidikan Plt Gubri telah menegaskan ke pemerintah kabupaten/kota agar mengambil kebijakannya sesuai dengan kondisi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dimasing-masing daerah kabupaten/kota provinsi Riau.
" Untuk pendidikan bila kondisi ISPU di daerah kabupaten/kota sudah berbahaya, saya tegaskan agar bisa mengambil kebijakan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar dan saya menghimbau kepada pihak sekolah agar memberikan tugas rumah kepada siswa siswi sehingga mereka tetap belajar dirumah dan tidak tertinggal pelajaranya," tegas Plt Gubri.
Menanggapi Posko evakuasi yang disarankan oleh Al Azhar, Plt Gubri akan mengecek dan mempersiapkan Gelanggang olah raga (GOR) di Jalan Sudirman, Rusunawa belakang RS Awal Bross dan Aula Korem 031 Wira Bima untuk tempat evakuasi pengungsian akibat Karlahut. (rls/ars)
Komentar Via Facebook :