Kondisi Fisik Masih Sekitar 40 Persen
3 Unit Proyek RLH di Desa Kepenghuluan Sungai Nyamuk Sinaboi Terbengkalai
Kondisi proyek pembangunan tiga unit Rumah Layak Huni (RLH) di Desa Kepenghuluan Sungai Nyamuk Kecamatan Sinaboi Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) provinsi Riau masih terbengkalai.
Bagansiapiapi, OKETIMES.COM - Proyek pembangunan tiga unit Rumah Layak Huni (RLH) di Desa Kepenghuluan Sungai Nyamuk Kecamatan Sinaboi Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) provinsi Riau patut dicurigai pelaksanaannya.
Pasalnya, ketiga unit proyek RLH yang didanai APBD Pemkab Rohil sejak tahun 2014 silam, melalui satkernya Dinas PU setempat. Kondisi fisik bangunan yang seharusnya sudah tuntas dikerjakan rekanan pada tahun 2014 lalu, kini masih disekitaran 40 persen dan belum rampung dikerjakan alias terbengkalai.
Dari hasil penelusuran media ini, Rabu (19/08/2015) di lokasi proyek, pembangunan tiga unit RLH terkesan asal jadi dikerjakan rekanan. Dimana kondisi bangunan, seperti, lantai, jendela, pintu, kuda-kuda dan atap rumah belum keadaan terpasang dilakukan pihak kontrkator pelaksana.
Pihak rekanan hanya mampu mengerjakan pemasangan pondasi rumah, pekerjaan batu bata dinding rumah dan kamar yang tidak dalam keadaan terplester dan konsen pintu yang terbuat dari kayu murahan.
Sutarno 45 tahun selaku warga setempat, kepada media ini menuturkan kalau dirinya tidak habis pikir, mengapa pihak rekanan dan dinas terkait tidak merampungkan pelaksanaan RLH tersebut. " Saya tidak tahu banyak mas, kenapa rumah ini tidak selesai dikerjakan dan ditinggalkan oleh pemborongnya," ucapnya pada media ini saat itu.
Ia hanya bisa berharap kepada pemerintah setempat dan dinas terkait, agar segera merampungkan kondisi bangunan tersebut. Dengan alasan, bahwa sipemilik rumah yang akan menempati rumah tersebut kini harus tinggal digubuk yang berukuran 3x2 meter persegi tepat dibelakang rumah yang terbengkalai tersebut.
" Kasian kita mas, sudah menunggu dua kali lebaran Idul Fitri, rumahnya tak kunjung rampung. Sekarang ini pemilik rumah (bu, Eni) tinggal di pondok yang berukuran 2x3 meter persegi itu bersama 4 orang anaknya. Mereka harus rela berdesakan digubuknya itu," ungkap Sutarno pada media inis seraya menunjukkan pemilik rumah yang tepat berada di belakang proyel RLH tersebut.
Ditempat yang sama, Eni selaku penerima Rumah Layak Huni mengaku kewalahan akibat rumah bantuan Pemerintah yang akan ditempatinya masih belum rampung alias terbengkalai hingga saat ini. Kepada media ini, ibu rumah tangga ini hanya bisa pasrah untuk sementara tinggal digubuk yang terbuat dari bahan kayu dan papan bekas bongkaran rumahnya yang terdahulu dan beratap terpal dan seng yang sudah lapuk.
" Kalau tau begini kejadiannya, rumah lama kami takkan kami bongkar, itupun papan dan blotinya sudah dipakai pemborong, buat papan mal dan lainnya. Kami hanya bisa berharap Pemerintah memerhatikan kami orang kecil ini. Sebab sudah 2 tahun ini, kami bersama suami dan 6 anak sudah gak tahan harus berdesakan didalam gubuk itu setiap hari," keluhnya pada media ini. (Hen/Ram)
Komentar Via Facebook :