Hafizan: Pidato Bupati Irwan Layaknya Karangan Ilmiah

Hafizan Abbas, anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti.

SELATPANJANG, oketimes.com- Hafizan Abbas, anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti menilai pidato Bupati Meranti Drs H Irwan, M.Si pada sidang paripurna khusus Hari Jadi Kepulauan Meranti VI 19 Desember 2014 lalu layaknya sebuah "karangan ilmiah" bukan karya ilmiah. Pidato Bupati ini cenderung pada pemaparan sebuah bentuk karangan yang menyejukkan para pendengarnya, namun tak sesuai fakta di lapangan.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini menyebutkan, pidato Bupati memang sedap didengar, seperti pernyataan Bupati yang mengatakan bahwa produk tanaman perkebunan sagu masyarakat Kepulauan Meranti yang sudah diakui sebagai sagu yang berkualitas terbaik di dunia. Bupati pun sempat memamerkan upaya dan kinerja dalam peningkatan ekonomi kerakyatan yang dianggapnya berhasil.

Keberhasilan itu kata Bupati, khususnya upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan produksi dan kualitas sejumlah hasil perkebunan masyarakat. Seperti sagu, getah, kopi dan kelapa, yang mana hasil perkebunan tersebut adalah produk perkebunan yang dapat diandalkan dan mampu menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah.

Namun, menurut Hafizan, hal yang perlu digarisbawahi adalah tidak adanya campur tangan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti terkait produk sagu asal Meranti yang kualitasnya diakui dunia. "Sebelum Bupati lahir, produk sagu ini selain sudah terkenal di pasaran domestik, juga sudah membahana di pasaran internasional," kata Hafizan.

Bupati, tegas Hafizan harus menyadari bahwa hasil perkebunan sagu yang dibudidayakan masyarakat Meranti ini sebenarnya sudah ada sejak dulu atau sebelum daerah ini menjadi kabupaten sendiri. Hasil sagu di Meranti juga sudah terkenal di level dunia.

"Begitu juga soal anggapan Pemkab Kepulauan Meranti yang mengklaim mampu menaikkan dan menumbuhkembangkan sejumlah sektor perkebunan yang selama ini menjadi komoditas masyarakat," tambah Politisi PKB ini lagi.

Bahwasanya, terang Hafizan, selama dua tahun terakhir komoditi andalan di sektor perkebunan yang selama ini digeluti sebagian besar masyarakat Meranti, seperti sagu, getah karet dan kopi di pulau Rangsang serta kelapa, yang harga jualnya memang masih stabil hanya tanaman sagu saja. Sedangkan tiga tanaman lain, harga  jualnya mengalami penurunan drastis, terang Hafizan.

Sayangnya, lanjut Hafizan, saat ini luas perkebunan sagu masyarakat di Meranti berkurang setelah ribuan hektar kebun sagu milik masyarakat diluluhlantakkan oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) milik Taipan Sukamto Tanoto yang beroperasi tiga tahun terakhir, dilain pihak Bupati Irwan tak bergeming sedikit pun membela rakyatnya. "Sudah menjadi rahasia umum jika perusahaan perkayuan rajin mengantar upeti kepada pemerintah daerah malalui dinas terkait," imbuhnya.

Sementara lanjut Hafizan, di Pulau Padang, Kecamatan Putri Puyu dan Pulau Merbau tinggal satu komoditi perkebunan saja yang hasilnya masih bisa diharapkan oleh masyarakat, yakni komoditi perkebunan sagu, dimana harga sagu belum ikut anjlok seperti harga getah dan harga kelapa mau pun kopi," pungkasnya.(adf)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait