Sekolah Rakyat Provinsi: Bangunan Belum Siap, Tapi Murid Sudah Harus Masuk

Gubernur Riau Abdul Wahid bersama Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau Zulfadli saat meninjau tempat sekolah rakyar sementara di komplek Asrama Haji Riau di Pekanabaru belum lama ini.

PEKANBARU, Oketimes.com - Program Sekolah Rakyat tingkat provinsi yang digadang-gadang sebagai solusi pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di Riau, rencananya akan dimulai akhir Juli 2025. Sayangnya, semangat besar itu tampaknya belum sepenuhnya didukung oleh kesiapan infrastruktur—karena hingga pertengahan Juli, bangunannya masih dalam tahap renovasi.

Kepala Dinas Sosial Riau, Zulfadli, menyebutkan bahwa dari sisi tenaga pengajar dan calon peserta didik, semuanya sudah beres. Yang belum rampung hanyalah hal kecil bernama “sekolah”.

“Sekolah rakyat tingkat provinsi rencananya akan dimulai akhir Juli mendatang. Karena saat ini bangunan sekolah yang ada di Asrama Haji masih direnovasi,” ujarnya tenang, seolah pendidikan bisa berjalan tanpa ruang kelas.

Untuk tahun pertama, program ini akan menampung 50 siswa dari 12 kabupaten/kota di Riau. Mereka dibagi ke dalam dua rombongan belajar. Proses seleksi disebut-sebut sudah selesai—murid sudah ada, guru sudah siap, tinggal menunggu bangunan yang belum jadi.

Sempat muncul ide untuk menggunakan fasilitas ruangan di Pesantren Teknologi Riau sebagai lokasi sementara. Namun, rencana itu batal karena tempat tersebut masih digunakan untuk aktivitas pendidikan reguler.

Solusinya? Gunakan saja ruang kelas baru di Asrama Haji, walau belum sepenuhnya siap. Gubernur Riau, Abdul Wahid, mengakui bahwa ini adalah solusi "cepat" sambil menunggu gedung permanen yang konon baru akan selesai tahun depan.

“Karena bangunannya tahun depan, tapi kita harus menerima muridnya tahun ini,” ujarnya, dengan nada yang mungkin bisa dimaknai antara optimisme dan keterpaksaan.

Adapun proses seleksi diserahkan kepada Kementerian Sosial, yang telah ditunjuk langsung oleh Presiden untuk mengurus masyarakat miskin—sasaran utama dari program ini. Jadi, biarpun sekolahnya belum siap, setidaknya proses seleksinya sudah sesuai prosedur nasional.

Tinggal satu pertanyaan yang menggelitik: apakah belajar di ruang tunggu Asrama Haji akan jadi bagian dari kurikulum pendidikan inklusif Riau? ***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait