Lindungi Satwa Liar, Riau Akan Miliki Pusat Konservasi Harimau Sumatera

Kerja sama Balai Besar KSDA Riau dengan Yayasan Arsari Djojohadikusumo untuk membangun pusat konservasi Harimau Sumatera di Riau.

PEKANBARU, Oketimes.com - Balai Besar KSDA Riau teken kerja sama dengan Yayasan Arsari Djojohadikusumo untuk membangun pusat konservasi Harimau Sumatera di Riau, sehingga dipastikan dalam waktu dekat riau akan memiliki pusat konservasi Harimau Sumatera sendiri.

Penandatanganan kerja sama itu, dilakukan di Kantor Arsari Djojohadikusumo, Mid Plaza 2, Jakarta, Rabu (29/7/200) dan disaksikan Dirjen KSDAE, Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati.

"Latar belakang dari kerja sama ini adalah intensitas konflik Harimau Sumatera dan manusia yang sering terjadi di Provinsi Riau. Lalu belum adanya tempat rehabilitasi Harimau Sumatera di Provinsi Riau. Akibatnya ancaman perburuan dan aktivitas ilegal, perubahan dan degradasi serta fragmentasi habitat terus terjadi," kata Kasubag Kehumasan BBKSDA Riau, Dian Indriati dalam keterangan tertulisnya kepada media Kamis (30/7/2020).

Diterangkan Dian, terjadinya menyempitnya habitat Harimau Sumatera akibat peralihan kawasan menjadi perkebunan, pemukiman dan HTI. Sehingga area jelajah si Belang tersebut menjadi terbatas dan sebagian besar berada di luar kawasan konservasi.

Menurutnya, kasus kematian satwa liar terkhusus Harimau Sumatera beberapa kali terjadi terutama disebabkan, karena kegiatan perburuan dengan pemasangan jerat satwa. Disamping kematian, juga menimbulkan adanya luka yang perlu penanganan secara medis.

Sementara, upaya untuk melakukan pencegahan yang sudah dilakukan BBKSDA Riau, adalah dengan melakukan kegiatan operasi atau patroli sisir jerat secara rutin.     

"Melihat permasalahan yang terjadi selama ini terhadap Harimau Sumatera, maka Pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatera di Provinsi Riau harus segera direalisasikan. Pembangunan Pusat Konservasi Harimau Sumatera berada di Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Desa Tasik Betung, Kecamatan Sungai Mandau, Kab. Siak. Dimana areal kerja sama itu, meliputi di Suaka Margasatwa Bukit Batu, Desa Temiang, Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis," ulas Dian.

Menurut Dian, lokasi pembagunan tersebut dinilai potensial, karena lokasi berada dalam Zona Inti Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu yang memiliki kurang lebih 200 ribu hektar Hutan Primer Rawa Gambut, populasi Satwa mangsa yang melimpah, dan dukungan  Pemerintah Daerah.

Dengan adanya pusat konservasi tersebut lanjut Dian, Kelestarian dan Peningkatan populasi Harimau Sumatera dapat terjamin dengan baik. Kemudian juga sebagai tempat pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan, peluang usaha ekonomi bagi masyarakat sekitar, dan kegiatan ekowisata atau wisata terbatas.

Komitmen dari Yayasan Arsari Djojohadikusumo untuk Konservasi Harimau Sumatera, mendapatkan apreasiasi yang tinggi dari Ditjen KSDAE Kementerian LHK. "Semoga dengan adanya dukungan berbagai pihak kelestarian Harimau Sumatera akan terjaga," pungkasnya.***

 

Reporter  : Richarde


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait