Diduga Pukuli Dua Pelajar
Warga Desa Kota Bangun Tapung Riau Tewas di Keroyok Massa
Ilustrasi
Kampar, OKETIMES.COM - Seorang warga di Jalur III Desa Kota Bangun, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau, tewas di keroyok massa, Sabtu (14/5/2016) malam, sekitar pukul 23.30 WIB. Korban diketahui bernama Santoso alias Ihsan (45), seorang pengangguran.
Informasi yang dirangkum di kepolisian, menyebutkan pengeroyokan yang menyebabkan korban tewas terkait aksi pemukulan yang dilakukan korban terhadap dua pelajar warga Desa Koto Bangun yakni, Risaeg Kusuma (17) dan temannya, Rival Ariandi (17).
Kedua remaja ini dipukuli oleh korban di lapangan bola yang ada di Desa Kota Bangun, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar.
Tak puas menghajar Risaeg dan Rival di lapangan bola tersebut, Santoso lalu membawa keduanya Kedai Tuak milik Tambunan yang berlokasi di Jalur III Desa Kota Bangun, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar. Disana, kedua pelajar itu kembali di hajar hingga mengalami luka memar diwajahnya.
"Diduga tak terima dengan aksi Santoso, keduanya lalu melaporkannya ke pihak keluarga mereka. Keluarga Risaeg dan Rival yang tak senang atas perlakukan Santoso yang telah sewenang-wenang dan sering membuat keonaran di kampung tersebut, lalu mendatangi ke rumahnya," sebut Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo Sik MM, Minggu (15/5/2016).
Dijelaskan Guntur, kedatangan ratusan warga ke rumah Santoso untuk mempertanyakan permasalahan kenapa Santoso menganiaya Risaeg dan Rival ditanggapi Santoso dengan emosi.
"Bukannya minta minta maaf, Santoso malah menunjukkan sikap arogansi serta menantang warga dengan mengancam akan mennembak warga jika berani masuk ke dalam rumahnya," ungkap Guntur.
Warga yang emosi melihat sikap arogan Santoso lalu memanggil Santoso, untuk menyuruhnya ke luar rumah, akan tetapi tidak ditanggapi. Melihat hal itu, warga lalu menyerbu masuk ke dalam rumah untuk mencari keberadaan Santoso namun tidak menemuinya.
"Santoso akhirnya diketahui warga bersembunyi di atas plafon rumahnya. Mengetahui hal tersebut warga memaksa korban untuk turun hingga akhirnya Santoso terjatuh dari loteng rumah tersebut, warga yang geram atas tindakannya kemudian mengeroyoknya Santoso korban hingga tewas," ujar Guntur.
Puas menghajar dan menghakimi Santoso hingga tewas, ratusan warga tersebut kemudian membubarkan diri dan meninggalkan korban begitu saja. Polisi yang mendapat laporan adanya peristiwa pengeroyokan ratusan warga itu, langsung menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Kepolisian Polsek Tapung Hilir juga telah mendata dan memintai keterangan saksi-saksi terkait kejadian tersebut. Pihak keluarga korban juga menolak untuk dilakukan otopsi dan membuat surat pernyataan penolakan yang diserahkan kepada pihak kepolisian," tukas Guntur. (dabot)
Komentar Via Facebook :