Minim Lapker Picu Pencaker Selatpanjang ke LN
Ilustrasi
Selatpanjang, OKETIMES.com – Fenomena kerja di luar negari seperti di Malaysia dan Singapore sebenarnya bukanlah hal baru bagi masyarakat Selatoanjang Kabupaten Kepulauan Meranti provinsi Riau, hal semacam ini memang sudah dilakoni sejak bertahun-tahun silam.
Persoalan rendahnya SDM dan minimnya peluang kerja di daerah sendiri memaksa anak tempatan mencari pekerjaan ke negeri orang bahkan sampai ke luar negeri dengan berbagai profesi, menjadi salah satu pemicu anak-anak tempatan ramai-ramai bekerja di negara perbatasan seperti Malaysia, Singapore, Kamboja.
" Dari dulu anak-anak kita sudah merantau kemana-mana, jadi buruh bangunan di Malaysia, banyak kerja karung goni di Singapore atau di Pulau Batam. Kenapa mereka cenderung memilih bekerja diluar negeri, salah satu factor adalah lapangan kerja didaerah kita masih minim. Ditambah lagi pendidikan untuk ke bangku kuliah mesti keluar kota dan itu membutuhkan biaya yang cukup besar. Ini sebenarnya menjadi problem besar bagi kabupaten kita," ucap Darwin Susandy anggota DPRD Kabupaten Meranti pada wartawan saat dimintai komentarnya terkait kasus penyanderaan 13 WNI asal Selatpajang di Negara Kamboja baru ini.
Dikatakan Darwin bekerja di LN dengan SDM dan Skill yang minim, dapat menimbulkan penyalagunaan pencaker lokal menjadi budak di Negara asing. Apalagi, memiliki resiko terlebih lagi pekerjaan tersebut dilakoni tanpa dokumen resmi yang bermodalkan passport.
" Kita harus segera mengatasi permasalahan lapangan pekerjaan ini dengan menciptakan lapangan pekerjaan di daerah kita sendiri. Saya sangat mengharapkan pemerintah daerah dan DPRD Kepulauan Meranti bersama mencarikan solusi. Ketertinggalan pembangunan infrastruktur harus segera digesa," ucap Politisi PAN.
Pembangunan infranstruktur yang belum bisa dimanfaatkan, lanjut Darwin harus dituntaskan dengan segara. Salah satu diantaranya adalah jalan menuju roro Kampung Balak. Karena roro adalah lintas ke daratan.
" Ini perlu cepat disiapkan supaya masyarakat ada jalan alternatif yang lain untuk menuju daratan dan bisa tekan high cost selama ini. Contohnya banyak anak-anak Meranti kuliah ke Pekanbaru mereka pergi pulang ongkos biaya boat sudah habis 300 ribu. Belum lagi biaya taxi atau tempat penginapan. Ini bisa menekan cost pendidikan mahasiswa kita semakin tinggi," paparnya.
Disamping itu dibukanya akses jalan tersebut akan menurunkan harga-harga sembako yang selama ini bergantung pada pasokan dari Pekanbaru dan sekitarnya. Jadi itulah yang mesti dipikirkan ke depan supaya Kabupaten terbaru ini bisa merubah tatanan hidup untuk masyarakat yang lebih baik kelak. (Je)
Komentar Via Facebook :