Tionghoa Sembahyang Kubur, Abang Becak Panen Penumpang
Tionghoa Sembahyang Kubur, Abang Becak Panen Penumpang.
BAGANSIAPIAPI, OKETIMES.com - Tradisi suku Tionghua yang dikenal Cheng Beng atau lebih akrab disebut Sembahyang Kubur merupakan tradisi yang sudah turun temurun dilakukan warga etnis Tionghoa Bagansiapiapi, ditandai antusias warga yang datang ke perkuburan menggunakan transportasi becak.
Ternyata sembahyang kubur memberi dampak positif bagi pengayuh becak di kota Bagansiapiapi, terhitung sejak Sabtu (28/3) pendapatan buruh becak meningkat drastis. Pasalnya orang yang ingin melakukan sembahyang kubur menggunakan jasa becak untuk menuju tanah perkuburan.
Demikian dikatakan Antan (45) pengayuh becak kepada riaueditor.com Ahad (29/3). Menurutnya, warga Tionghoa yang datang dari luar kota juga banyak, karena sembahyang kuburan bukan hanya dilakukan masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi saja, juga warga tionghoa yang merantau, seperti dari Jakarta mau pun daerah lainnya turut berdatangan mengunjungi tanah pekuburan keluarga dan sanak familinya.
"Yang jelas hari ini saya ada membawa warga yang baru pulang merantau seperti dari Malaysia yang hendak melakukan sembahyang kuburan ke makam kerabatnya," ujar Antan.
Dari sederetan tradisi Tionghoa yang ada di Bagan Siapiapi yang akhir-akhir ini selalu menghiasi laman pemberitaan, salah seorang warga, Ongah Piyan (49) menyayangkan sikap pemerintah daerah dan awak media yang ada di Rokan Hilir yang tidak kreatif menggali budaya lokal. Adat istiadat melayu Rokan Hilir seakan terkubur bagai batang terendam oleh kemilau budaya Tionghoa.
"Kita menyayangkan kondisi terkini, pemerintah cendrung menjual tradisi budaya Tionghoa ketimbang menghidupkan adat dan budaya melayu Rokan Hilir. Sikap seperti ini tidak boleh dibiarkan, pemerintah semestinya kreatif menggali dan menghidupkan budaya lokal agar bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," tukas ongah Piyan.(ram)
Komentar Via Facebook :