Istana Ingin Bersihkan KPK dari Rezim SBY?
Pimpinan KPK, (kiri-kanan): Adnan Pandu Praja, Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Zulkarnaen
Jakarta, OKETIMES.com - Pendiri Lembaga Kajian Strategis Nasional (LKSN) Irwan Suhanto mengatakan, Istana ingin membersihkan penyidik dan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari rezim lama. Untuk itu berbagai macam cara dilakukan agar orang-orang lama yang tidak independen memberantas korupsi di KPK dilengserkan.
"Sejumlah komisioner dan penyidik KPK juga tidak bersih-bersih amat. Pemberantasan korupsi selama ini memang tampak bagus di permukaan tapi masih kentara tebang pilihnya," ujar Irwan di Jakarta, Rabu (18/2).
Menurut Irwan, publik juga akan diarahkan untuk memahami bahwa yang perlu dikonsolidasikan baik di organisasi Polri maupun KPK. Diakuinya, kebijakan itu sebenarnya berisiko.
Menurut Irwan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerlukan KPK yang berbeda. KPK sesuai tujuan awal dibentuk, sebagai alat pemberantasan korupsi, bukan "tukang sapu lawan politik".
Di samping itu, lanjut dia, Jokowi juga menginginkan publik memahami bahwa tuntutan terhadap kepolisian yang bersih tidak bisa dijalankan lewat tangan-tangan kotor,
"Saya yakin Jokowi setuju kepolisian ditertibkan. Tapi dia juga ingin KPK- nya lebih tertib," katanya.
"Goal Istana adalah membersihkan dulu pimpinan KPK dari orang-orang SBY termasuk Samad. Satu hal yang perlu diingat bahwa Fraksi Demokrat yang mendorong Samad untuk jadi Ketua KPK," tambahnya.
Terkait kenapa kader Demokrat yang banyak dimasukkan dalam penjara oleh KPK seperti Jero wacik, Anas Urbaningrum, bahkan Nasarudin, Irwan mengatakan, pemenjaraan kader Demokrat oleh KPK adalah cara SBY menjalankan pembersihan internal partainya.
"Tapi saya yakin semua atas restu SBY. Makanya PDIP melalui Plt Sekjennya Hasto Kristiyanto berusaha keras untuk membongkar skandal AS selama menjadi ketua KPK termasuk pencalonan wakil presiden," katanya.
Penulis: Hotman Siregar/FMB
Sumber:Suara Pembaruan
Komentar Via Facebook :