Ratusan Siswa SMAN Plus Provinsi Riau Terserang Penyakit Massal, Sekolah Berubah Jadi Belajar Daring
Wabah penyakit misterius menyerang ratusan siswa SMA Negeri Plus Provinsi Riau. Hingga Selasa (28/10/2025), tercatat sebanyak 253 siswa dari total 567 siswa jatuh sakit dengan gejala demam tinggi, batuk, dan pilek. Kondisi ini membuat pihak sekolah mengambil langkah luar biasa dengan menghentikan sementara kegiatan belajar tatap muka dan menggantinya dengan sistem pembelajaran daring (online).
PEKANBARU, Oketimes.com — Wabah penyakit misterius menyerang ratusan siswa SMA Negeri Plus Provinsi Riau. Hingga Selasa (28/10/2025), tercatat sebanyak 253 siswa dari total 567 siswa jatuh sakit dengan gejala demam tinggi, batuk, dan pilek. Kondisi ini membuat pihak sekolah mengambil langkah luar biasa dengan menghentikan sementara kegiatan belajar tatap muka dan menggantinya dengan sistem pembelajaran daring (online).
Kepala SMAN Plus Provinsi Riau, Edi Sutono, menyampaikan keputusan tersebut diambil setelah berkoordinasi dengan Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Riau, pengawas pembina, serta Komite Sekolah.
“Kami memutuskan pembelajaran dilaksanakan dari rumah melalui sistem daring. Langkah ini bukan berarti sekolah diliburkan, tetapi untuk melindungi kesehatan siswa sekaligus memastikan proses belajar tetap berjalan,” ujar Edi Sutono.
Ia menjelaskan, sebagian besar siswa telah memiliki perangkat digital seperti laptop, sehingga proses pembelajaran daring diharapkan tetap efektif.
Sementara itu, pihak sekolah bersama Tim Puskesmas Kecamatan Tambang dan Tim Gegana Brimob Polda Riau melakukan pembersihan dan sterilisasi menyeluruh di lingkungan sekolah dan asrama. Langkah yang diambil meliputi pengurasan genangan air, perbaikan saluran sanitasi, fogging, serta penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Kasus Sakit Massal Capai 253 Orang
Wabah ini pertama kali terdeteksi ketika 135 siswa dilaporkan jatuh sakit secara bersamaan pada akhir pekan lalu. Namun jumlahnya terus meningkat hingga mencapai 253 siswa hanya dalam beberapa hari. Sejumlah guru juga dilaporkan mengalami gejala serupa.
Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Syafrudin, menyebut kondisi ini sudah tergolong Kejadian Luar Biasa (KLB). Ia menilai kasus ini tidak bisa dianggap sepele karena jumlah siswa yang sakit terus bertambah, dan beberapa di antaranya harus dirawat intensif di rumah sakit.
“Anehnya, yang sakit silih berganti. Ada yang dipulangkan karena demam tinggi hingga 40 derajat Celsius. Ini sudah sangat mengkhawatirkan dan harus segera ditangani,” tegas Syafrudin.
Diduga Terkait Kegiatan dan Pembangunan Sekolah
Berdasarkan hasil penelusuran Dewan Pendidikan Riau, gejala sakit mulai muncul sejak pelaksanaan Lomba Ketangkasan Baris Berbaris Komando (LKBB Komando) pada 3–5 Oktober lalu. Dalam waktu yang sama, sekolah juga sedang melakukan rehabilitasi dua asrama putra dan beberapa ruang kelas, serta pembangunan baru Asrama Putri 4 yang bersumber dari dana APBD dan APBN tahun 2025.
Selain itu, kondisi cuaca ekstrem dan musim hujan turut memperburuk situasi. Sebanyak 300 siswa laki-laki bahkan sempat diungsikan karena terdampak pembangunan gedung baru, yang diduga turut memperbesar risiko penyebaran penyakit.
Syafrudin meminta Dinas Pendidikan Riau segera mengambil langkah cepat dan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab penyakit massal tersebut.
“Dinas harus segera turun tangan dan memastikan apa penyebab utama ratusan siswa dan guru jatuh sakit. Ini bukan kejadian biasa, melainkan situasi luar biasa yang harus ditangani secara serius,” tandasnya.
Hingga kini, proses pembelajaran di SMAN Plus Provinsi Riau masih dilakukan secara daring, sembari menunggu hasil pemeriksaan medis dan upaya sterilisasi lingkungan sekolah selesai dilakukan.***


Komentar Via Facebook :