Penertiban Gencar, Tapi Aktivitas PETI Kuansing Masih Merajalela, Muka Kapolda Mau Ditaruh Kemana?

Kamis (4/9/2025), tim gabungan dengan enam speed boat gagah berani turun ke sungai. Hasilnya? Ditemukan 55 rakit PETI. Jumlah yang membuat kita bertanya: apa sebenarnya yang diberantas selama ini, rakitnya atau kesabarannya?
PEKANBARU, Oketimes.com - Entah sudah ke berapa kalinya aparat menggelar razia PETI di Sungai Kuantan, Kuansing, Riau. Yang jelas, hasilnya selalu sama: rakit ditertibkan, air sungai sebentar jernih, lalu keesokan harinya kembali keruh—keruh airnya, keruh pula komitmennya.
Kamis (4/9/2025), tim gabungan dengan enam speed boat gagah berani turun ke sungai. Hasilnya? Ditemukan 55 rakit PETI. Jumlah yang membuat kita bertanya: apa sebenarnya yang diberantas selama ini, rakitnya atau kesabarannya?
Lima rakit memang dihancurkan. Selebihnya, malah ada pemilik yang minta izin membongkar sendiri. Luar biasa! Penegakan hukum ternyata kini bisa dinegosiasikan, cukup dengan janji manis “nanti saya bongkar sendiri, pak.”
Sosialisasi juga kembali digelar. Camat, polisi, hingga BPBD bergantian bicara tegas. Katanya, tak ada lagi toleransi. Katanya, kalau besok masih ada PETI, akan ada tindakan tegas. Katanya, sungai harus jernih. Semua terdengar heroik, tapi sayangnya masyarakat sudah hafal: setiap razia, kalimatnya sama, hasilnya pun sama—PETI tetap berjaya.
Patroli pun selesai pukul 16.00 WIB. Aman dan kondusif, begitu laporan resminya. Aman bagi aparat yang pulang dengan data angka, kondusif bagi penambang yang tahu jadwal razia hanya sementara. Besok, mereka bisa kembali bekerja, karena emas di dasar sungai jauh lebih nyata ketimbang janji “penertiban berkelanjutan.”
Sungai Kuantan pernah jernih sehari saat pacu jalur. Satu hari jernih, 20 tahun keruh. Itulah prestasi yang hingga kini masih lebih abadi daripada operasi penertiban. Akibatnya, publik bertanya...muka Kapolda Riau mau ditaruh kemana?***
Komentar Via Facebook :