Duga Petinggi Parpol Terlibat Kasus Perselingkuhan, Ini Tanggapan Relawan Ganjar

Larshen Yunus Ketua Umum Pro JARWO saat berfose di depan sebuah rumah di Jakarta.

Pekanbaru, Oketimes.com - Skandal dugaan isu perselingkuhan antara petinggi Parpol dengan seorang IRT berinisial RH alias Rifa, bikin Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pro Ganjar Pranowo (JARWO), ikut angkat bicara terkait isu yang menerpa salah satu menteri Presiden Joko Widodo, pada Kamis (16/12/2021) di Posko Relawan Nasional Ganjar Pranowo 2024 di Jakarta.

Menurut Larshen Yunus Ketua Umum Pro JARWO katakan, bahwa kasus tersebut murni masalah pribadi dan apabila isu yang dialamatkan kepada Airlangga Hartarto itu benar, maka saran Relawan Ganjar Pranowo adalah dilakukannya mediasi.

"Kami sangat berharap, agar kasus tersebut segera diselesaikan secara kekeluargaan. Karena itu murni masalah pribadi dan khawatirnya nanti justru berdampak pada kinerja Pemerintahan Presiden Jokowi di mata publik," kata Ketua Umum Pro JARWO Larshen Yunus dalam keterangan tertulisnya yang diterima oketimes.com pada Kamis siang.

Disebutkan Larshen Yunus, jaman teknologi seperti saat ini semua hal bisa saja terjadi, termasuk serangan oleh para netizen maupun buzzeer yang mengkaitkan kasus tersebut, terhadap kinerja Presiden Jokowi. "Tegas kami sampaikan, Jangan sempat itu terjadi," tukas Larshen Yunus.

Alumni Sekolah Vokasi Mediator Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu juga katakan, bahwa terhadap perempuan yang melaporkan Airlangga Hartarto ke Mabes Polri, sebaiknya berfikir ulang untuk segera mencabut Laporan itu, karena segala sesuatu bisa diselesaikan dengan cara-cara kekeluargaan.

"Kalau di Kepolisian dikenal dengan istilah RJ- Restorative Justice, maka tentunya terkait kasus itu besar kemungkinan bisa terjadi. Sebelum nasi menjadi bubur, ada baiknya kami harap Tim dari Pak Airlangga, segera diutus untuk selesaikan. Lebih cepat lebih baik," tegas Larshen Yunus.

Terakhir, Ketum DPP Pro JARWO itu sampaikan saran, agar pak Presiden Joko Widodo untuk sempatkan waktu panggil Airlangga Hartarto, guna mendengarkan langsung Klarifikasi terkait isu tersebut.

"DPP Pro JARWO hadir bukan sekedar politik praktis tahun 2024 yang akan datang, namun diatas segalanya, Relawan ini juga bertanggung jawab untuk menjadi bahagian terpenting dalam Jalannya Proses Pemerintahan yang baik, di era Presiden-Wakil Presiden saat ini, Ir H Joko Widodo-KH Ma'aruf Amin. #AyoRevolusiMental! Menuju Indonesia yang lebih baik Lagi," pungkas Larshen Yunus mengakhiri pernyataan persnya.

Seperti diberitakan seorang IRT berinisial RH alias Rifa, melaporkan seorang Ketua Umum Partai Politik (Parpol) berinisial AH dan istrinya YA, ke Mabes Polri, pada Selasa (14/12/2011). Parpol tersebut saat ini masuk di dalam kabinet Jokowi.

Rifa, melaporkan petinggi Parpol besar berinisial AH dan istrinya YA, atas tuduhan ancaman dan intimidasi yang dilakukannya di media sosial dengan sangkaan pelanggaran UU ITE.

RF juga meminta perlindungan ke Komnas HAM lantaran merasa jiwanya terancam.

Dia menceritakan kronologi hubungannya dengan AH, berawal di sebuah konser internasional di Ancol, Jakarta Utara, tahun 2012 lalu. Saat itu, AH meminta pin BlackBerry Messenger (BBM) dan nomor handphone dirinya.

Namun, Rifa mengaku saat itu tidak mengetahui sosok AH, yang ia ketahui, AH masih menjadi kader sebuah parpol.

"Setelah perkenalan itu, kita akhirnya menjalin komunikasi dan berhubungan khusus hingga tahun 2013. Tiba-tiba pada pertengahan 2013, Juni masalah datang. Saya mendapat teror dan intimidasi dari AH dan saya blok nomor AH," ungkapnya pada awak media pada Selasa (14/12/2021).di kantor Komnas HAM Jakarta.

Namun, selang beberapa bulan kemudian, intimidasi kembali datang dari sang istri AH yakni YA. "YA juga meneror saya di media sosial melalui direct message," katanya.

Lantaran terus diteror, Rifa akhirnya menceritakan masalah tersebut ke sang suami, yang akhirnya melakukan konfirmasi ke AH.

"Saya sebenarnya takut menceritakan hal ini ke suami, karena saya mau gak mau menceritakan tentang aib saya juga ke suami. Tapi karena saya tidak tahan diteror, saya harus menceritakan hal ini ke suami," jelasnya.

Akhirnya Rifa dan sang suami menelepon AH untuk melakukan pertemuan. "Suami saya melakukan pertemuan, mencoba mengkonfirmasi hubungan khusus antara saya dan AH yang berakhir teror kepada diri saya," kata Rifa.

Menurutnya, dalam pertemuan tersebut, AH mengakui bahwa dirinya memiliki hubungan khusus dengan RH dan kerap melakukan teror kepadanya, lantaran emosi," beber Rifa.

Guna memastikan keselamatan dirinya, sang suami pun minta surat pernyataan dari AH, namun ditolaknya. Lantaran tidak menemui titik temu, permasalahan tersebut akhirnya menguap begitu saja.

Namun masalah kembali terkuak di tahun 2016 hingga kini. Istri dari AH yakni YA, kembali melakukan teror kepada dirinya di media sosial bahkan melayangan somasi dengan tuduhan, bahwa dirinya memeras AH.

"Nah, disitu emosi suami saya kembali naik. Lantaran mencemaskan keselamatan saya, suami meminta saya menyelesaikan masalah ini hingga tuntas," katanya.

Selain ke Mabes Polri, dirinya punya mendatangi Komnas HAM untuk meminta perlindungan hukum atas yang dialaminya.

"Berdasarkan hal itu, akhirnya saya memutuskan melaporkan hal ini ke Mabes Polri dan saya juga mendatangi Komnas HAM untuk meminta perlindungan hukum dan kenyamanan kita atasa intimidasi yang saya terima," ujarnya.

"Biar nanti publik yang menilai siapa yang salah siapa benar," tandas Rika meyakinkan.***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait