Mendikbud Buka PORSENI PGRI 2016 di Siak
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof DR Muhadjir Effendi secara langsung membuka Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Persatuan Guru Republik Indonenesia (PGRI) di Lapangan Tugu Istana Siak Sri Indrapura Kelurahan Kampung Dalam Kecamatan Siak, Kabupaten Siak Provinsi Riau Senin (22/8/2016).
Siak, Oketimes.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof DR Muhadjir Effendi secara langsung membuka Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Persatuan Guru Republik Indonenesia (PGRI) di Lapangan Tugu Istana Siak Sri Indrapura Kelurahan Kampung Dalam Kecamatan Siak, Kabupaten Siak Provinsi Riau Senin (22/8/2016).
Hadir dalam acara ini Bupati Siak, Drs H Syamsuar MSi, Wakil Bupati Siak Drs H Alfedri MSi, Ketua DPRD Siak Indra Gunawan SE, Sekdakab Siak Drs H Tengku Said Hamzah MSi, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Siak Hj Misnarni Syamsuar, Plt PB PGRIDR Unifah Rasidi MP, Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rahman, Kapolda Riau, Unsur Forkopinda, para Guru se-Indonesia, serta seribuan atlet PGRI dari 34 Provinsi se-Indonesia.
Sambutan pembukaan PORSENI PGRI yang disampaikan oleh Mendikbud RI Muhadjir menyebutkan, momen PORSENI PGRI yang digelar di Provinsi Riau khususnya di Kabupaten Siak, memang sangat luarbiasa, pasalnya selain acaranya meriah, ia juga bisa berjalan sukses, aman dan lancar.
"Salut buat kota Siak Sri Indrapura, semoga ajang PORSENI PGRI ini bisa menjadi ajang motivasi bagi daerah dalam meraih prestasi,"sebut Muhadjir menjelaskan.
Disampaikan Muhadjir, guru adalah merupakan orang yang menanam, dan hasilnya tidak bisa dipanen secara cepat, setahun atau dua tahun, tapi panennya baru bisa dilakukan 40 hingga 45 tahun kedepan, dan hasilnya di dunia ini, tidak ada Presiden tanpa guru, tidak ada gubernur, tidak ada Bupati dan Menteri tanpa guru.
"Oleh sebab itu guru merupakan barometer bagi generasi bangsa dalam menciptakan pembangunan yang bermartabat, bermarwah dan bernegara. Apalagi guru bisa menjadikan orang presiden gubernur, menteri, bupati dan jabatn-jabtan lain-lainnya, namun anak guru belum tentu bisa jadi presiden menteri dan lai-lain," beber Muhadjir.
Muhadjir minta kepada guru agar mampu menjadi guru dengan kealian yang dimiliki, bisa melakukan strategi dan kemampuan dalam pembelajaran serta memberikan dampak sosial yang positif kepada anak didik dan masyarakat Indonesia pada umumnya, hal ini harus menjadi pilihan utama bagi guru.
"Selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI saya harus mampu menterjemah program Presiden yaitu, pentingnya pendidikan vokasi, Indonesia Pintar dan meletakkan pendidikan karakter yang tercantum dalam nawacita," ujarnya.
"Saya minta, guru-guru tidak boleh nyaman, karena ditangan gurulah generasi bisa ditentukan, apakah merah hijau dan putih, itu semua berada ditangan guru dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Pendidikatn harus menjadi dominan, ini perintah Presiden dan ini harus dilaksanakan, bila tidak, saya tidak patuh dengan Presiden," tandas Muhadjir. (man)
Komentar Via Facebook :