Duga Suruhan PT Arara Abadi, Segerombolan Orang Teror dan Rusak Rumah Petani

Kondisi kerusakan rumah dan kebun warga pasca dirusak oleh segerombolan orang yang diduga suruhan PT Arara Abadi di Desa Kusuma Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan, Riau pada Jumat 18 Mei 2018 sekira pukul 03.00 WIB dini hari.

Pelalawan, Oketimes.com - Sekitar ratusan orang yang diduga suruhan PT Arara Abadi anak Perusahaan Sinar Mas Group nekat melakukan aksi teror dan perusakan rumah kepada puluhan warga di Desa Kusuma Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan, Riau pada Jumat 18 Mei 2018 sekira pukul 03.00 WIB dini hari.

Aksi teror yang dilakukan segerombolan yang diduga suruhan peruhaan tersebut, nekat melakukan perusakan sebanyak 40 unit rumah warga dan ratusan hektar kebun sawit yang baru ditanami berumur 4 bulan dirusak dengan cara dicabut dan dibakar oleh segerombolan suruhan perusahaan PT Arara Abadi.

"Ratusan orang suruhan itu, datang secara tiba-tiba kepemukiman kami dan warga lainnya untuk melakukan teror, dengan cara merusak rumah dan melepas suara tembakan yang diduga senjata api, pada saat kami sedang hendak makan sahur pada jam tiga lebih," kata Syamsul (42) warga setempat yang juga salah satu tokoh pemuda Desa Kusuma Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan, Riau saat dihubungi lewat ponselnya Sabtu 19 Mei 2018 malam.

Diceritakan Syamsul, melihat kejadian aksi teror tersebut, warga lainnya berhamburan dari rumahnya masing-masing dan bersembunyi kedalam hutan, akibat adanya suara letusan yang diduga senjata api yang diarahkan ke pemukiman mereka.

"Kami terpaksa meninggalkan rumah kami masing-masing sesaat sedang makanan sahur untuk puasa kami hendak disantap terpaksa kami tinggalkan saja, karena kami takut adanya suara tembakan dan aksi teror yang dilakukan segerombolan orang suruhan PT Arara Abadi," ungkap Syamsul seraya menceritakan suasana yang mencekam bagi mereka sebaga petani kebun sawit.

Ia juga menyebutkan saat mereka bersembunyi didalam hutan, ternyata segerombolan orang suruhan tersebut sudah melakukan perusakan rumah, peralatan rumah warga desa tersebut, dengan cara memotong tiang-tiang penyanga rumah yang berbahan kayu dengan memakai peralatan Chainsaw hingga rata dengan tanah.

Tak sampai disitu, kendaraan seperti sepeda motor dan sepeda dayung dan barang-barang lainnya milik warga, turut dirusak. Begitu juga kebun sawit dan palawija seluas kurang lebih ratusan hektar dirusak para gerombolan dengan cara dibakar dan dicabuti aksi teror tersebut.

"Kerusakan rumah dan kebun kami itu diketahui setelah kami pulang dari hutan saat bersembunyi, akibat adanya aksi teror tersebut. Tahu-tahunya rumah dan kebun kami sudah rusak dan hancur begini," papar Syamsul.

Dijelaskan Syamsul aksi teror yang diduga dilakukan orang suruhan PT Arara Abadi tersebut, sudah sering terjadi. Hal itu terjadi, lantaran pihak warga setempat sedang ada sengketa lahan dengan pihak perusahaan sejak tahun 2001 lalu.

Dimana pihak perusahaan pernah berjanji akan memberikan ganti rugi kepada warga, atas kepemilikan lahan yang saling klaim di areal lahan PT Arara Abadi dengan warga setempat. Belakangan janji-hanya tinggal janji dan realisasi ganti rugi tidak terlakssna sehingga warga menanam kebun sawit dan palawija di areal Resor Nilo perusahaan selama ini.

"Seharusnya pihak perusahaan menyelesaikan soal sengketa lahan ini dengan warga secara baik-baik dan bukan dengan tindakan teror seperti ini. Ini tindakan arogansi namanya, dan kami meminta pemerintah melalui pak Presiden Jokowi agar menindak perusahaan dan oknum-oknum aparat yang berkepentingan di lahan yang sedang bekonflik ini," pungkas Syamsul.

Musfialdi Humas PT Arara Abadi saat dikonfirmasi terkait adanya perusakan puluhan rumah warga dan ratusan hektar luas kebun sawit dan palawaja milik warga Desa Kusuma Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan, Riau pada Jumat 18 Mei 2018 sekira pukul 03.00 WIB dini hari yang diduga dilakukan oknum suruhan PT Arara Abadi mengatakan bahwa peristiwa tersebut menurutnya belum ia ketahui, dengan alasan belum mendapat kabar tentang kejadian tersebut.

"Saya tidak tahu soal itu, belum ada dapat kabar. Nanti dulu ya, saya sedang sibuk ini," ujar Musfialdi seraya mengakhiri percakapannya saat dihubungi lewat ponsel, Sabtu 19 Mei 2018 malam. (ars)      


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait