Polda Riau Usut Penerima Bansos Kabupaten Bengkalis

PEKANBARU, Oketimes.com - Penyidik di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau mulai memeriksa sejumlah lembaga yang menerima Bantuan Sosial (Bansos) yang digelontorkan di Kabupaten Bengkalis senilai Rp 230 miliar lebih, Rabu (15/1).

Hal ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo SIK melalui Kasubdit III Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Ditreskrimsus Polda Riau Kompol M Yusuf. "Saat ini penyidik Ditreskrimsus mulai memanggil dan memeriksa beberapa penerima Bansos di Kabupaten Bengkalis," kata Yusuf.

Saat ditanyakan berapa orang saksi yang telah periksa, Yusuf mengaku tidak ingat karena jumlahnya banyak. "Ada beberapa penerima yang sedang diperiksa. Satu-persatu namanya, saya tidak ingat lagi karena banyak," jelasnya.

Dijelaskan lebih jauh oleh Yusuf, pemeriksaan yang dilakukan penyidik kepada penerima-penerima Bansos tersebut merupakan langkah awal. Ke depannya, penyidik Ditreskrimsus Polda Riau akan memeriksa sejumlah pejabat-pejabat terkait di Pemkab Bengkalis, termasuk para anggota DPRD yang merekomendasikannya.

"Hingga saat ini kita masih periksa penerimsa Bansosnya. Untuk anggota DPRD dan pejabat di Pemkab Bengkalis belum dipanggil. Nantinya akan dipanggil juga sebagai saksi, untuk menelusuri kasus yang telah merugikan negara ratusan milyar tersebut," kata Yusuf.

Sebelumnya, penyidik Ditreskrimsus Polda Riau dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Riau melakukan audit terhadap penggunaan dana Bansos di Kabupaten Bengkalis. Ada sekitar Rp 230 miliar dana yang digelontorkan kepada 900 penerima.

Audit yang dilakukan tersebut merupakan langkah awal investigasi terkait jumlah kerugian negara yang disebabkan oleh dana Bansos ini. Hasil dari audit itu nantinya akan dijadikan sebagai bahan dalam penyelidikan selanjutnya.

Informasi yang berhasil dihimpun, dana Bansos senilai Rp 230 miliar tersebut telah didistribusikan kepada 900 penerima, baik personal maupun lembaga. Kepada penerima personal totalnya ada sekitar 2000 orang.(dm/RE)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait